1. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) harus segera dibangun di Indonesia, demi pasokan listrik tahun 2020. Karena itu harus diperjuangkan sejak sekarang oleh kaum muda yang kelak akan mengelola program nuklir nasional pasca tahun 2020. Masalahnya permintaan listrik meningkat 7% setahun, yang berarti setiap 10 tahun berlipat ganda. Jika sekarang kapasitas listrik terpasang sebanyak 35000 MW maka dalam tahun 2030 akan diperlukan 140000 MW. Jadi tambahan yang diperlukan sebanyak 105000 MW dalam jangka waktu 20 tahun. Berarti setiap tahunnya perlu tambahan 5000 MW. Bahan bakarnya dari mana dan berapa besar biayanya?
2. PLTN itu aman dan tidak ada kebocoran. PLTN selain menghasilkan bahang/panas yang dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, juga menghasilkan zat radioaktif yang memang berbahaya karena terus menerus mengeluarkan sinar atau radiasi sampai akhirnya sirna sendiri. Tetapi dalam PLTN zat radioaktif itu terkendali bahkan harus dikelola pengamanan dan penyimpanannya. Apabila terjadi kebocoran, pemilik/ pengelola PLTN akan mengalami kerugian karena reaktor harus dihentikan operasinya (instalasi yang berhenti tidak akan menghasilkan uang). Maka dari itu pemilik/ pengelola PLTN mencegah segala kemungkinan kebocoran.
3. PLTN itu ramah lingkungan, sedikit sekali emisi apa pun dan amat andal! Insiden TMI-2 pada tahun 1979 telah memicu perbaikan dan penyempurnaan teknologi nuklir sehingga keamanan lebih terjamin. Kecelakaan Chernobil-4 pada tahun 1986 adalah akibat salah pilih falsafah keselamatan nuklir, kekeliruan kebijakan operasi PLTN dan kecerobohan operator.
4. Nuklir diperlukan dalam bauran energi Indonesia untuk meningkatkan keamanan pasokan listrik dan untuk meraih keunggulan ekonomi (harga batubara akan naik terus mengikuti harga minyak internasional, berarti biaya pembangkitan listrik dari PLTU-batubara akan meningkat terus). Sedang biaya pembangkitan listrik dari PLTN tidak terpengaruh harga minyak.
5. Ketergantungan kepada luar negeri dalam pengelolaan program nuklir nasional tidak dapat dihindari, khususnya pada tahap-tahap awal. Namun Indonesia dapat berupaya keras untuk secara lambat laun mengurangi ketergantungan dengan meningkatkan peran industri nasional. Ketergantungan tidak membahayakan program nuklir nasional karena di dunia terdapat cukup banyak pemasok teknologi nuklir dan bahan bakar nuklir.
Sumber : http://feea3.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
Monday, 31 January 2011
Friday, 28 January 2011
Perlu Dibuka Dialog dengan Masyarakat
Perlu dibuka dialog antara pemerintah dan masyarakat luas terkait dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Selama ini banyak fakta yang terkait dengan isu PLTN yang tidak dibuka secara gamblang.
Demikian benang merah dari perbincangan dengan tiga narasumber terkait persoalan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang digelar di Jakarta, Kamis (27/1).
Hadir sebagai narasumber adalah peneliti energi independen Nengah Sudja, Presiden Masyarakat Rekso Bumi (Marem) Lilo Sunaryo, dan mantan staf Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Iwan Kurniawan yang menolak PLTN sejak 1990-an.
Ketiga narasumber mendesak dilakukannya dialog terbuka dengan semua pihak. �Supaya kebenaran terungkap,� ujar Sudja. Lilo menuturkan pengalamannya di daerah Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah, yang akan dijadikan lokasi PLTN.
�Masyarakat tak tahu apa-apa tiba-tiba ada kesibukan dan tiba- tiba ada berita akan dibangun PLTN di sana,� ujar Lilo. �Tidak pernah ada sosialisasi memadai sebelumnya.�
�Selama ini tidak pernah ada dialog terbuka soal PLTN yang melibatkan semua pihak, dengan para profesional,� tegas Iwan yang mengaku jarang sekali bisa berada satu meja dengan pihak Batan dalam berbagai kesempatan diskusi tentang PLTN.
Sudja menegaskan, �Dengan dialog akan ada checks and balances. Ekonomi menghitung, politik memutuskan, dan hukum menetapkan.� Ditambahkannya, dialog merupakan salah satu perwujudan dari good governance. �Di sana ada unsur transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.�
Lebih mahal
Sudja memaparkan perbandingan biaya investasi awal dari berbagai jenis pembangkit. Total capacity cost pembangkit bertenaga batu bara 1.176 dollar AS per kilowatt, pembangkit geotermal 1.370 dollar AS per kilowatt, sedangkan pembangkit tenaga nuklir 4.600 dollar AS per kilowatt.
Sudja dan Iwan menegaskan, PLTN hanya akan memperbesar ketergantungan kita kepada pihak asing. Sudja menggarisbawahi syarat mandiri energi, yaitu menguasai teknologi dan sumbernya. �Teknologi kita tidak kuasai. Jadi dalam pengoperasiannya akan banyak tenaga asing. Sementara sumbernya, uranium, harus diolah di luar negeri sebelum bisa dipakai,� katanya.
Jika pihak Batan mengatakan sudah memiliki reaktor nuklir yang aman di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong, menurut Iwan yang dimaksud reaktor skala riset yang amat berbeda karakternya dengan reaktor pembangkit listrik.
�PLTN itu dalam prosesnya, tekanannya mencapai 250 kali tekanan atmosfer dan suhunya mencapai 300 derajat celsius. Kalau bocor akan amat berbahaya. Kalau skala riset tabungnya pun bisa dibiarkan terbuka dan tidak berbahaya,� ujarnya.
Ketiga narasumber menegaskan bahwa Amerika Serikat sudah 39 tahun tidak lagi membangun PLTN baru, demikian juga negara-negara Eropa. Pembangunan PLTN kini ditawarkan ke negara-negara Asia. �Yang ditawarkan yaitu generasi keempat yang baru skala prototipe,� tegas Iwan. (ISW)
Sumber : KOMPAS
Demikian benang merah dari perbincangan dengan tiga narasumber terkait persoalan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang digelar di Jakarta, Kamis (27/1).
Hadir sebagai narasumber adalah peneliti energi independen Nengah Sudja, Presiden Masyarakat Rekso Bumi (Marem) Lilo Sunaryo, dan mantan staf Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Iwan Kurniawan yang menolak PLTN sejak 1990-an.
Ketiga narasumber mendesak dilakukannya dialog terbuka dengan semua pihak. �Supaya kebenaran terungkap,� ujar Sudja. Lilo menuturkan pengalamannya di daerah Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah, yang akan dijadikan lokasi PLTN.
�Masyarakat tak tahu apa-apa tiba-tiba ada kesibukan dan tiba- tiba ada berita akan dibangun PLTN di sana,� ujar Lilo. �Tidak pernah ada sosialisasi memadai sebelumnya.�
�Selama ini tidak pernah ada dialog terbuka soal PLTN yang melibatkan semua pihak, dengan para profesional,� tegas Iwan yang mengaku jarang sekali bisa berada satu meja dengan pihak Batan dalam berbagai kesempatan diskusi tentang PLTN.
Sudja menegaskan, �Dengan dialog akan ada checks and balances. Ekonomi menghitung, politik memutuskan, dan hukum menetapkan.� Ditambahkannya, dialog merupakan salah satu perwujudan dari good governance. �Di sana ada unsur transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.�
Lebih mahal
Sudja memaparkan perbandingan biaya investasi awal dari berbagai jenis pembangkit. Total capacity cost pembangkit bertenaga batu bara 1.176 dollar AS per kilowatt, pembangkit geotermal 1.370 dollar AS per kilowatt, sedangkan pembangkit tenaga nuklir 4.600 dollar AS per kilowatt.
Sudja dan Iwan menegaskan, PLTN hanya akan memperbesar ketergantungan kita kepada pihak asing. Sudja menggarisbawahi syarat mandiri energi, yaitu menguasai teknologi dan sumbernya. �Teknologi kita tidak kuasai. Jadi dalam pengoperasiannya akan banyak tenaga asing. Sementara sumbernya, uranium, harus diolah di luar negeri sebelum bisa dipakai,� katanya.
Jika pihak Batan mengatakan sudah memiliki reaktor nuklir yang aman di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong, menurut Iwan yang dimaksud reaktor skala riset yang amat berbeda karakternya dengan reaktor pembangkit listrik.
�PLTN itu dalam prosesnya, tekanannya mencapai 250 kali tekanan atmosfer dan suhunya mencapai 300 derajat celsius. Kalau bocor akan amat berbahaya. Kalau skala riset tabungnya pun bisa dibiarkan terbuka dan tidak berbahaya,� ujarnya.
Ketiga narasumber menegaskan bahwa Amerika Serikat sudah 39 tahun tidak lagi membangun PLTN baru, demikian juga negara-negara Eropa. Pembangunan PLTN kini ditawarkan ke negara-negara Asia. �Yang ditawarkan yaitu generasi keempat yang baru skala prototipe,� tegas Iwan. (ISW)
Sumber : KOMPAS
Sunday, 23 January 2011
Open Source Software : Antara Harapan dan Kenyataan di Lapangan
Pendahuluan
"Open Source Software" (OSS), menurut Esther Dyson (1998), didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara gotong-royong tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program (source code) yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan melalui internet. Menurut Richard Stallman (1998), budaya gotong royong pengembangan perangkat lunak itu sendiri, telah ada sejak komputer pertama kali dikembangkan. Namun ketika dinilai memiliki nilai komersial, pihak industri perangkat lunak mulai memaksakan konsep mereka perihal kepemilikan perangkan lunak. Dengan dukungan finansial yang kuat -- secara sepihak -- mereka membentuk opini masyarakat bahwa penggunaan perangkat lunak tanpa izin/ lisensi merupakan tindakan kriminal.
Tidak semua pihak menerima konsep kepemilikan tersebut di atas. Richard Stallman (1994, 1996) beranggapan bahwa perangkat lunak merupakan sesuatu yang seharusnya selalu boleh dimodifikasi. Menyamakan hak cipta perangkat lunak dengan barang cetakan merupakan perampasan kemerdekaan berkreasi. Semenjak pertengahan tahun 1980-an, yang bersangkutan merintis proyek GNU (GNU is Not Unix) -- dengan tujuan memberdayakan kembali para pengguna (users) dengan kebebasan (freedom) menggunakan dan mengembangkan sebuah perangkat lunak. Proyek ini memperkenalkan konsep copyleft yang pada dasarnya mengadopsi prinsip copyright, namun prinsip tersebut digunakan untuk menjamin kebebasan berkreasi. Jaminan tersebut berbentuk pelampiran source code, serta pernyataan bahwa perangkat lunak tersebut boleh dimodifikasi asalkan tetap mengikuti prinsip copyleft. Konsep dari proyek GNU ini lebih dikenal dengan istilah "free software".
Prinsip-prinsip free software tersebut memiliki banyak kesamaan dengan OSS. Namun menurut Richard Stallman (1998), free software lebih menekankan pada hal hakiki yaitu kebebasan mengembangkan perangkat lunak. Sedangkan menurut Eric S. Raymond (2000), OSS lebih menekankan aspek komersial seperti kualitas tinggi, kecanggihan, dan kehandalan. Dengan demikian, konsep OSS diharapkan lebih menarik perhatian pelaku bisnis, investor, dan bahkan para raksasa perangkat lunak. Bahkan Esther Dyson (1998) memperkirakan, bahwa raksasa seperti Microsoft pun akan memperhitungkan serta memanfaatkan OSS, seperti halnya mereka memanfaatkan internet.
Konteks pembahasan tulisan ini ialah posisi kelompok negara yang sedang berkembang dalam memanfaatkan OSS. Negara seperti ini terkadang diobok-obok oleh lembaga-lembaga dunia seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) dengan penunggangan agenda-agenda lain secara terselubung. Penunggangan tersebut umpamanya berupa pemaksaan sepihak, terhadap pengertian konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dengan demikian, yang secara tidak langsung mereka telah menuduh masyarakat kita sebagai pembajak, pencuri, tidak bermoral, tidak menjunjung nilai etika, dan sejenisnya. Perlu diingatkan bahwa negara kita bukan satu-satunya surga perangkat lunak tidak berlisensi. Hal ini sudah mendarah daging di seluruh Asia. Kita hanya kalah melakukan public relation dalam hal pura-pura aktif melakukan pemberantasan. Bahkan di sebuah negara Asia Tenggara yang konon sudah "maju" dan "beradab", ditemukan perangkat lunak tanpa lisensi secara melimpah-ruah.
Cikal Bakal Tradisi OSS
Sekilas telah terungkap perihal manfaat dari OSS serta potensi penyelesaian problema yang dihadapi oleh dunia ketiga. Namun selain tidak trivial, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengadopsian OSS tidak berjalan mulus di semua sektor. Bagian ini akan mengkaji rangkaian peristiwa yang pernah terjadi milenium yang lalu di Indonesia pada umumnya, dan Universitas Indonesia pada khususnya. Banyak kejadian pada saat tersebut yang tidak terdokumensi secara sistematis, sehingga pembahasan ini semata berdasarkan catatan pribadi (Samik-Ibrahim, 1998a, 2000a, 2000b). Namun, diharapkan sudah cukup untuk memberikan gambaran perihal rangkaian kejadian pada saat tersebut.
Hingga 1970an, perangkat keras komputer berbentuk main frame atau mini yang dikelola oleh sebuah tim yang eksklusif di dalam sebuah "ruang kaca" yang steril. Populasi komputer secara keseluruhan sangat sedikit berhubung harganya sangat mahal. Pemeliharaan instalasi komputer dipercayakan kepada agen pemasok (supplier), sehingga supervisi kepemilikan perangkat lunak dapat dilakukan secara relatif ketat. Walau pun demikian, terkandang para pemasok tersebut meminjamkan perangkat lunak tanpa seizin pemilik lisensi.
Tahun 1980an ditandai dengan kemunculan komputer Apple II berbasis 6502 /1 MHz dengan opsi tambahan prosesor Zilog Z80/ 2 MHz. Komputer ini menggunakan media penyimpanan disket yang mudah digandakan, sehingga memudahkan pendistribusian perangkat lunak Public Domain (PD) maupun Shareware. Namun, media disket ini pun menyebabkan kehadiran perangkat lunak tanpa lisensi yang sering diberi istilah perangkat lunak bajakan.
Pola penggunaan perangkat lunak tersebut dilanjutkan pada saat kehadiran PC berbasis Intel 8088 (16 bit/ 4.77 MHz/ PC/MS-DOS), serta work-station unix berbasis Motorola 68k (32 bit). Jika sebelumnya bentuk pendistribusian dalam bentuk biner, pada sistem berbasis unix juga disertakan source code dari program tersebut. Selain dengan media magnetik, pendistribusian juga mulai dilakukan melalui jaringan secara online (ARPAnet), atau pun secara batch (usenet) dengan newsgroup seperti comp.source.unix, alt.source, dan sejenisnya. Penyertaan source code dan pendistribusian melalui jaringan ini merupakan cikal bakal tradisi OSS.
Tema penelitian bidang ilmu komputer pada era 1980an ini mencakup pemodifikasian dan pem-porting-an perangkat lunak jenis PD. Motivasi penggunaan PD ini tersebut bukan berdasarkan moral, melainkan kepraktisan belaka yaitu meneruskan/ mengikuti trend penelitian di luar negeri. Beberapa perangkat lunax yang digunakan pada waktu itu seperti GCC Compiler untuk Unix, UUCP, CNEWS 2.11, X.400 ean, Silicon Compiler, Cross Compiler (Modula 2, Pascal), UIUC Notes, dan lain sebagainya.
Proses Pemasyarakatan Linux di tahun 1990an
Menjelang akhir 1980an and awal 1990an, hadir perangkat PC yang cukup canggih (i486) yang dilengkapi sistem operasi seperti SCO Xenix dan SCO Unix. Selain stabil, sistem operasi tersebut mendukung berbagai jenis perangkat keras dan perangkat aplikasi bisnis. Namun, kekurangan dari sistem tersebut diantaranya lisensi yang mahal sehingga kembali menjadi sasaran "pembajakan". Selain itu, tanpa penyertaan source-code berakibat sistem operasi tersebut sulit dimodifikasi/ fine tuning.
Pada tahun 1991, Linus Torvalds memperkenalkan kernel Linux melalui newsgroup "comp.os.minix" yang disambut oleh komunitas programer. Namun tidaklah demikian sambutan dari kalangan dunia usaha, berhubung kernel tersebut masih kurang stabil serta tidak didukung oleh perangkat asesoris yang memadai. Setahun kemudian, bung Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, memperkenalkan distribusi SLS dengan kernel versi 0.9 kepada masyarakat Indonesia. Sayang sekali, versi tersebut pada saat itu masih memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam mendukung perangkat keras seperti ethernet board dan serial board. Pada tahun 1994, diperkenalkan distribusi Slackware dengan kernel versi 1.0.8 kepada masyarakat akademika di Universitas Indonesia. Distribusi ini sudah mendukung TCP/IP serta X11R4. Slackware menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada :-). Secara bersamaan, Linux mulai digunakan pada salah satu mesin operasional IPTEKnet, yaitu MIMO.
Bersamaan dengan pengenalan distribusi ini, Internet komersial mulai hadir di Indonesia. Sustainable Development Network Indonesia dapat dikatakan merupakan merupakan proyek pertama (1994) yang menggunakan Linux di luar komunitas riset/ pendidikan. Distribusi yang digunakan ialah Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin 486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk, serta leased-line ethernet 10 Mbps ke IndoInternet. Setahun kemudian (1995), IndoInternet berhasil diyakinkan untuk mulai mengadaptasi sistem Linux. Sistem pertama yang digunakan untuk operasional merupakan router dengan tiga ethernet board (kakitiga.indo.net.id) yang digunakan untuk mensegmentasi intranet mereka. Selain itu, sistem pendaftaran domain ".ID" pun (nomad.extern.ui.ac.id), menggunakan mesin Linux.
Tanda-tanda aktivitas Linux pun mulai bermunculan serentak di mana-mana pada tahun 1995 tersebut. Bung Bambang Nurcahyo Prastowo memperkenalkan distribusi S.u.S.E 4.4.1 (kernel 2.0.29) pada masyarakat Yogyakarta. Sebuah milis Linux pernah dirintis pada tahun 1996, namun gagal karena kekurangan inersia. Setahun berikutnya, dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan Linux Indonesia. Sebuah milis kembali terbentuk, yang diikuti oleh berbagai InstallFest, lokakarya, seminar, serta publikasi berturut-turut di media KompuTek, Mikrodata, dan InfoKomputer. Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) pun menjamur di berbagai kota di Indonesia. Perlu dicatat dan ditekankan, bahwa kegiatan tersebut berkembang di luar UI dan IndoInternet. Bahkan dapat dikatakan, kontribusi UI dalam memasyarakatkan Linux: "nyaris tak terdengar".
Faktor Sukses
Kesuksesan Linux di Indonesia merupakan sinergi dari sekurangnya empat faktor yang akan diungkapkan berikut ini.
Pertama, diperlukan provokator yang bertugas memperkenalkan sistem Linux melalui milis, seminar, dst. Yang bersangkutan ini tidak harus seorang pakar Linux atau pun terlibat langsung di lapangan. Provokasi ini akan berpengaruh positif terhadap opini masyarakat. Sebaliknya, sifat kepriyayian -- seperti asyik bermain sendiri di menara gading -- berpotensi sebagai faktor penghambat penyebaran Linux.
Kedua, pendekatan tidak cukup satu arah bottom up atau pun top down, namun harus ada timbal balik antara keduanya. Provokasi sehebat apa pun tidak akan bermanfaat, jika tidak ada "bahan bakar" (dukungan) yang cukup. Sebagai ilustrasi, masa inkubasi Linux di FUSILKOM UI mau pun di IndoInternet mendapat dukungan penuh baik dari pihak management mau pun dari para pengguna, termasuk partisipasi dari para mahasiswa. Harus juga disadari bahwa tidak semua gagasan akan sukses, dan tidak semua kejadian dapat diprediksi secara presisi sejak awal.
Ketiga, harus ada motivasi jelas dan kuat, dan bukan hanya sekedar retorika serta semboyan kosong. Linux menawarkan solusi murah meriah, yang mendapatkan sambutan positif dari para kelompok generasi muda yang pragmatis. Motivasi awal penggunaan Linux di UI semula hanya sebagai terminal X11 yang murah meriah, sedangkan di IndoInternet digunakan sebagai server internet (httpd, ftpd, dan smtpd) alternatif.
Terakhir, suasana dan event yang mendukung. Linux mulai marak pada tahun 1997 seiring dengan peningkatan kepopuleran internet di Indonesia (pra krismon). Inersia yang cukup akan membangkitkan reaksi rantai. Semakin banyak yang menggunakan Linux berarti semakin sedikit yang tidak menggunakan. Populasi pengguna linux yang banyak akan menarik pengguna yang lebih banyak lagi. KPLI yang muncuk dibentuk di sebuah kota dapat mendorong proses pembentukan KPLI di kota berikutnya. Selain itu, pengembangan Linux ini mendapat dukungan teknis secara gotong royong melalu milis.
Pembahasan
Pada perioda 1991 - 1994, kegiatan penyebaran Linux kurang mendapatkan sambutan. Dalam kondisi demikian, provokasi secanggih apa pun tidak akan banyak berpengaruh. Baru mulai 1994, motivasi penggunaan Linux ialah alternatif terminal X11 yang murah meriah. Setahun kemudian, Linux bahkan mulai digunakan secara operasional di sebuah penyelenggara Internet komersial. Selama 1994 - 1997 ini, momentum penggunaan Linux dalam keadaan sangat kritis yaitu: memiliki peluang sama untuk sukses atau pun gagal. Dukungan institusional (top down) dari Universitas Indonesia dan IndoInternet membantu menstabilkan momentum ini, namun tidak sampai menjadi faktor utama kesuksesan Linux di Indonesia! Justru, motor dari kesuksesan Linux ialah para profesional muda yang terjun ke bidang Internet pasca 1997.
Sayang sekali, gerakan OSS ini baru berhasil di lingkungan teknis, yang biasanya kurang tertarik untuk menggunakan OSS untuk keperluan bisnis. Diperlukan usaha ekstra untuk memajukan sektor office automation ini. Masalah ini tidak dapat hanya diatasi secara bottom-up. Dukungan pimpinan dibutuhkan untuk mendorong pengurangan secara bertahap penggunaan perangkat lunak yang dianggap tanpa lisensi sah. Dukungan top-down ini perlu ditunjukkan dengan mengangkat CIO (Chief Information Officer) yang memiliki komitmen terhadap OSS. Tidak dapat dipungkiri, bahwa usaha ini membutuhkan pengalokasian sumber daya manusia dan biaya yang tidak sedikit. Diperlukan pula unsur kolaborasinya karena banyak hal yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan secara grass-root/ bottom-up akan membantu terbentuknya Masyarakat Digital Gotong Royong (MDGR). yang bersifat tidak formal.
Jika negara-negara yang sedang berkembang ini memanfaatkan OSS, dengan sendirinya berarti tidak menggunakan perangkat lunak yang berlisensi. Menurut I Made Wiryana (1998), inisiatif penggunaan OSS dapat dimulai oleh para pendidik bidang teknologi informasi. Harapan mulia ini berpotensi untuk menjadi solusi "win-win" untuk semua pihak. Tak lupa penulis mengingatkan -- terutama kepada diri sendiri -- bahwa para musuh-musuh OSS pada umumnya tidak akan tinggal diam menyaksikan kesuksesan gerakan OSS ini. Mereka akan mencoba secara sistematis untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah mereka genggam. Mereka pun tidak akan henti-hentinya menjelek-jelekkan OSS, seperti menuduh tidak handal, tidak terjamin, tidak dipelihara, dst.
Rujukan
� Coldiron, Quinn P., 1997, Replacing Windows NT Server with Linux, per November 2001: http://citv.unl.edu/linux/LinuxPresentation.html.
� Dyson, Esther, 1998, The Open Source Revolution, Release 1.0, November 1998, (DEAD URL).
� Raymond, Eric S., 1997, The Cathedral and Bazaar, per November 2001: http://www.tuxedo.org/~esr/writings/cathedral-bazaar/
� Raymond, Eric S., 1998, The Halloween Documents, per November 2001: http://www.opensource.org/hallowen/.
� Raymond, Eric S., 2000, Frequently Asked Questions about Open Source, per November 2001: http://www.opensource.org/advocacy/faq.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 1998, Refleksi Gagasan 30 September 1997/PDDT-ID, Versi 8.3 -- 27 Februari 2001, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/1/23.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan Linux di Indonesia, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-14.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan WWW di Indonesia, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-11.html.
� Stallman, Richard M., 1994, Mengapa Perangkat Lunak Seharusnya Tanpa Pemilik, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/philosophy/why-free.id.html.
� Stallman, Richard M., 1996, Kategori Perangkat Lunak Bebas dan Tidak Bebas, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/philosophy/categories.id.html
� Stallman, Richard M., 1998, Proyek GNU, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/gnu/thegnuproject.id.html.
� Wiryana, I Made, 1998, Surat terbuka kepada pada para pendidik, terutama bidang Teknologi Informasi (TI) di Indonesia, per November 2001: http://ngelmu.dhs.org/made/proposal/suratkepengajar/.
"Open Source Software" (OSS), menurut Esther Dyson (1998), didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dikembangkan secara gotong-royong tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program (source code) yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan melalui internet. Menurut Richard Stallman (1998), budaya gotong royong pengembangan perangkat lunak itu sendiri, telah ada sejak komputer pertama kali dikembangkan. Namun ketika dinilai memiliki nilai komersial, pihak industri perangkat lunak mulai memaksakan konsep mereka perihal kepemilikan perangkan lunak. Dengan dukungan finansial yang kuat -- secara sepihak -- mereka membentuk opini masyarakat bahwa penggunaan perangkat lunak tanpa izin/ lisensi merupakan tindakan kriminal.
Tidak semua pihak menerima konsep kepemilikan tersebut di atas. Richard Stallman (1994, 1996) beranggapan bahwa perangkat lunak merupakan sesuatu yang seharusnya selalu boleh dimodifikasi. Menyamakan hak cipta perangkat lunak dengan barang cetakan merupakan perampasan kemerdekaan berkreasi. Semenjak pertengahan tahun 1980-an, yang bersangkutan merintis proyek GNU (GNU is Not Unix) -- dengan tujuan memberdayakan kembali para pengguna (users) dengan kebebasan (freedom) menggunakan dan mengembangkan sebuah perangkat lunak. Proyek ini memperkenalkan konsep copyleft yang pada dasarnya mengadopsi prinsip copyright, namun prinsip tersebut digunakan untuk menjamin kebebasan berkreasi. Jaminan tersebut berbentuk pelampiran source code, serta pernyataan bahwa perangkat lunak tersebut boleh dimodifikasi asalkan tetap mengikuti prinsip copyleft. Konsep dari proyek GNU ini lebih dikenal dengan istilah "free software".
Prinsip-prinsip free software tersebut memiliki banyak kesamaan dengan OSS. Namun menurut Richard Stallman (1998), free software lebih menekankan pada hal hakiki yaitu kebebasan mengembangkan perangkat lunak. Sedangkan menurut Eric S. Raymond (2000), OSS lebih menekankan aspek komersial seperti kualitas tinggi, kecanggihan, dan kehandalan. Dengan demikian, konsep OSS diharapkan lebih menarik perhatian pelaku bisnis, investor, dan bahkan para raksasa perangkat lunak. Bahkan Esther Dyson (1998) memperkirakan, bahwa raksasa seperti Microsoft pun akan memperhitungkan serta memanfaatkan OSS, seperti halnya mereka memanfaatkan internet.
Konteks pembahasan tulisan ini ialah posisi kelompok negara yang sedang berkembang dalam memanfaatkan OSS. Negara seperti ini terkadang diobok-obok oleh lembaga-lembaga dunia seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) dengan penunggangan agenda-agenda lain secara terselubung. Penunggangan tersebut umpamanya berupa pemaksaan sepihak, terhadap pengertian konsep Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dengan demikian, yang secara tidak langsung mereka telah menuduh masyarakat kita sebagai pembajak, pencuri, tidak bermoral, tidak menjunjung nilai etika, dan sejenisnya. Perlu diingatkan bahwa negara kita bukan satu-satunya surga perangkat lunak tidak berlisensi. Hal ini sudah mendarah daging di seluruh Asia. Kita hanya kalah melakukan public relation dalam hal pura-pura aktif melakukan pemberantasan. Bahkan di sebuah negara Asia Tenggara yang konon sudah "maju" dan "beradab", ditemukan perangkat lunak tanpa lisensi secara melimpah-ruah.
Cikal Bakal Tradisi OSS
Sekilas telah terungkap perihal manfaat dari OSS serta potensi penyelesaian problema yang dihadapi oleh dunia ketiga. Namun selain tidak trivial, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengadopsian OSS tidak berjalan mulus di semua sektor. Bagian ini akan mengkaji rangkaian peristiwa yang pernah terjadi milenium yang lalu di Indonesia pada umumnya, dan Universitas Indonesia pada khususnya. Banyak kejadian pada saat tersebut yang tidak terdokumensi secara sistematis, sehingga pembahasan ini semata berdasarkan catatan pribadi (Samik-Ibrahim, 1998a, 2000a, 2000b). Namun, diharapkan sudah cukup untuk memberikan gambaran perihal rangkaian kejadian pada saat tersebut.
Hingga 1970an, perangkat keras komputer berbentuk main frame atau mini yang dikelola oleh sebuah tim yang eksklusif di dalam sebuah "ruang kaca" yang steril. Populasi komputer secara keseluruhan sangat sedikit berhubung harganya sangat mahal. Pemeliharaan instalasi komputer dipercayakan kepada agen pemasok (supplier), sehingga supervisi kepemilikan perangkat lunak dapat dilakukan secara relatif ketat. Walau pun demikian, terkandang para pemasok tersebut meminjamkan perangkat lunak tanpa seizin pemilik lisensi.
Tahun 1980an ditandai dengan kemunculan komputer Apple II berbasis 6502 /1 MHz dengan opsi tambahan prosesor Zilog Z80/ 2 MHz. Komputer ini menggunakan media penyimpanan disket yang mudah digandakan, sehingga memudahkan pendistribusian perangkat lunak Public Domain (PD) maupun Shareware. Namun, media disket ini pun menyebabkan kehadiran perangkat lunak tanpa lisensi yang sering diberi istilah perangkat lunak bajakan.
Pola penggunaan perangkat lunak tersebut dilanjutkan pada saat kehadiran PC berbasis Intel 8088 (16 bit/ 4.77 MHz/ PC/MS-DOS), serta work-station unix berbasis Motorola 68k (32 bit). Jika sebelumnya bentuk pendistribusian dalam bentuk biner, pada sistem berbasis unix juga disertakan source code dari program tersebut. Selain dengan media magnetik, pendistribusian juga mulai dilakukan melalui jaringan secara online (ARPAnet), atau pun secara batch (usenet) dengan newsgroup seperti comp.source.unix, alt.source, dan sejenisnya. Penyertaan source code dan pendistribusian melalui jaringan ini merupakan cikal bakal tradisi OSS.
Tema penelitian bidang ilmu komputer pada era 1980an ini mencakup pemodifikasian dan pem-porting-an perangkat lunak jenis PD. Motivasi penggunaan PD ini tersebut bukan berdasarkan moral, melainkan kepraktisan belaka yaitu meneruskan/ mengikuti trend penelitian di luar negeri. Beberapa perangkat lunax yang digunakan pada waktu itu seperti GCC Compiler untuk Unix, UUCP, CNEWS 2.11, X.400 ean, Silicon Compiler, Cross Compiler (Modula 2, Pascal), UIUC Notes, dan lain sebagainya.
Proses Pemasyarakatan Linux di tahun 1990an
Menjelang akhir 1980an and awal 1990an, hadir perangkat PC yang cukup canggih (i486) yang dilengkapi sistem operasi seperti SCO Xenix dan SCO Unix. Selain stabil, sistem operasi tersebut mendukung berbagai jenis perangkat keras dan perangkat aplikasi bisnis. Namun, kekurangan dari sistem tersebut diantaranya lisensi yang mahal sehingga kembali menjadi sasaran "pembajakan". Selain itu, tanpa penyertaan source-code berakibat sistem operasi tersebut sulit dimodifikasi/ fine tuning.
Pada tahun 1991, Linus Torvalds memperkenalkan kernel Linux melalui newsgroup "comp.os.minix" yang disambut oleh komunitas programer. Namun tidaklah demikian sambutan dari kalangan dunia usaha, berhubung kernel tersebut masih kurang stabil serta tidak didukung oleh perangkat asesoris yang memadai. Setahun kemudian, bung Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, memperkenalkan distribusi SLS dengan kernel versi 0.9 kepada masyarakat Indonesia. Sayang sekali, versi tersebut pada saat itu masih memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam mendukung perangkat keras seperti ethernet board dan serial board. Pada tahun 1994, diperkenalkan distribusi Slackware dengan kernel versi 1.0.8 kepada masyarakat akademika di Universitas Indonesia. Distribusi ini sudah mendukung TCP/IP serta X11R4. Slackware menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada :-). Secara bersamaan, Linux mulai digunakan pada salah satu mesin operasional IPTEKnet, yaitu MIMO.
Bersamaan dengan pengenalan distribusi ini, Internet komersial mulai hadir di Indonesia. Sustainable Development Network Indonesia dapat dikatakan merupakan merupakan proyek pertama (1994) yang menggunakan Linux di luar komunitas riset/ pendidikan. Distribusi yang digunakan ialah Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin 486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk, serta leased-line ethernet 10 Mbps ke IndoInternet. Setahun kemudian (1995), IndoInternet berhasil diyakinkan untuk mulai mengadaptasi sistem Linux. Sistem pertama yang digunakan untuk operasional merupakan router dengan tiga ethernet board (kakitiga.indo.net.id) yang digunakan untuk mensegmentasi intranet mereka. Selain itu, sistem pendaftaran domain ".ID" pun (nomad.extern.ui.ac.id), menggunakan mesin Linux.
Tanda-tanda aktivitas Linux pun mulai bermunculan serentak di mana-mana pada tahun 1995 tersebut. Bung Bambang Nurcahyo Prastowo memperkenalkan distribusi S.u.S.E 4.4.1 (kernel 2.0.29) pada masyarakat Yogyakarta. Sebuah milis Linux pernah dirintis pada tahun 1996, namun gagal karena kekurangan inersia. Setahun berikutnya, dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan Linux Indonesia. Sebuah milis kembali terbentuk, yang diikuti oleh berbagai InstallFest, lokakarya, seminar, serta publikasi berturut-turut di media KompuTek, Mikrodata, dan InfoKomputer. Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) pun menjamur di berbagai kota di Indonesia. Perlu dicatat dan ditekankan, bahwa kegiatan tersebut berkembang di luar UI dan IndoInternet. Bahkan dapat dikatakan, kontribusi UI dalam memasyarakatkan Linux: "nyaris tak terdengar".
Faktor Sukses
Kesuksesan Linux di Indonesia merupakan sinergi dari sekurangnya empat faktor yang akan diungkapkan berikut ini.
Pertama, diperlukan provokator yang bertugas memperkenalkan sistem Linux melalui milis, seminar, dst. Yang bersangkutan ini tidak harus seorang pakar Linux atau pun terlibat langsung di lapangan. Provokasi ini akan berpengaruh positif terhadap opini masyarakat. Sebaliknya, sifat kepriyayian -- seperti asyik bermain sendiri di menara gading -- berpotensi sebagai faktor penghambat penyebaran Linux.
Kedua, pendekatan tidak cukup satu arah bottom up atau pun top down, namun harus ada timbal balik antara keduanya. Provokasi sehebat apa pun tidak akan bermanfaat, jika tidak ada "bahan bakar" (dukungan) yang cukup. Sebagai ilustrasi, masa inkubasi Linux di FUSILKOM UI mau pun di IndoInternet mendapat dukungan penuh baik dari pihak management mau pun dari para pengguna, termasuk partisipasi dari para mahasiswa. Harus juga disadari bahwa tidak semua gagasan akan sukses, dan tidak semua kejadian dapat diprediksi secara presisi sejak awal.
Ketiga, harus ada motivasi jelas dan kuat, dan bukan hanya sekedar retorika serta semboyan kosong. Linux menawarkan solusi murah meriah, yang mendapatkan sambutan positif dari para kelompok generasi muda yang pragmatis. Motivasi awal penggunaan Linux di UI semula hanya sebagai terminal X11 yang murah meriah, sedangkan di IndoInternet digunakan sebagai server internet (httpd, ftpd, dan smtpd) alternatif.
Terakhir, suasana dan event yang mendukung. Linux mulai marak pada tahun 1997 seiring dengan peningkatan kepopuleran internet di Indonesia (pra krismon). Inersia yang cukup akan membangkitkan reaksi rantai. Semakin banyak yang menggunakan Linux berarti semakin sedikit yang tidak menggunakan. Populasi pengguna linux yang banyak akan menarik pengguna yang lebih banyak lagi. KPLI yang muncuk dibentuk di sebuah kota dapat mendorong proses pembentukan KPLI di kota berikutnya. Selain itu, pengembangan Linux ini mendapat dukungan teknis secara gotong royong melalu milis.
Pembahasan
Pada perioda 1991 - 1994, kegiatan penyebaran Linux kurang mendapatkan sambutan. Dalam kondisi demikian, provokasi secanggih apa pun tidak akan banyak berpengaruh. Baru mulai 1994, motivasi penggunaan Linux ialah alternatif terminal X11 yang murah meriah. Setahun kemudian, Linux bahkan mulai digunakan secara operasional di sebuah penyelenggara Internet komersial. Selama 1994 - 1997 ini, momentum penggunaan Linux dalam keadaan sangat kritis yaitu: memiliki peluang sama untuk sukses atau pun gagal. Dukungan institusional (top down) dari Universitas Indonesia dan IndoInternet membantu menstabilkan momentum ini, namun tidak sampai menjadi faktor utama kesuksesan Linux di Indonesia! Justru, motor dari kesuksesan Linux ialah para profesional muda yang terjun ke bidang Internet pasca 1997.
Sayang sekali, gerakan OSS ini baru berhasil di lingkungan teknis, yang biasanya kurang tertarik untuk menggunakan OSS untuk keperluan bisnis. Diperlukan usaha ekstra untuk memajukan sektor office automation ini. Masalah ini tidak dapat hanya diatasi secara bottom-up. Dukungan pimpinan dibutuhkan untuk mendorong pengurangan secara bertahap penggunaan perangkat lunak yang dianggap tanpa lisensi sah. Dukungan top-down ini perlu ditunjukkan dengan mengangkat CIO (Chief Information Officer) yang memiliki komitmen terhadap OSS. Tidak dapat dipungkiri, bahwa usaha ini membutuhkan pengalokasian sumber daya manusia dan biaya yang tidak sedikit. Diperlukan pula unsur kolaborasinya karena banyak hal yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan secara grass-root/ bottom-up akan membantu terbentuknya Masyarakat Digital Gotong Royong (MDGR). yang bersifat tidak formal.
Jika negara-negara yang sedang berkembang ini memanfaatkan OSS, dengan sendirinya berarti tidak menggunakan perangkat lunak yang berlisensi. Menurut I Made Wiryana (1998), inisiatif penggunaan OSS dapat dimulai oleh para pendidik bidang teknologi informasi. Harapan mulia ini berpotensi untuk menjadi solusi "win-win" untuk semua pihak. Tak lupa penulis mengingatkan -- terutama kepada diri sendiri -- bahwa para musuh-musuh OSS pada umumnya tidak akan tinggal diam menyaksikan kesuksesan gerakan OSS ini. Mereka akan mencoba secara sistematis untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah mereka genggam. Mereka pun tidak akan henti-hentinya menjelek-jelekkan OSS, seperti menuduh tidak handal, tidak terjamin, tidak dipelihara, dst.
Rujukan
� Coldiron, Quinn P., 1997, Replacing Windows NT Server with Linux, per November 2001: http://citv.unl.edu/linux/LinuxPresentation.html.
� Dyson, Esther, 1998, The Open Source Revolution, Release 1.0, November 1998, (DEAD URL).
� Raymond, Eric S., 1997, The Cathedral and Bazaar, per November 2001: http://www.tuxedo.org/~esr/writings/cathedral-bazaar/
� Raymond, Eric S., 1998, The Halloween Documents, per November 2001: http://www.opensource.org/hallowen/.
� Raymond, Eric S., 2000, Frequently Asked Questions about Open Source, per November 2001: http://www.opensource.org/advocacy/faq.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 1998, Refleksi Gagasan 30 September 1997/PDDT-ID, Versi 8.3 -- 27 Februari 2001, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/1/23.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan Linux di Indonesia, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-14.html.
� Samik-Ibrahim, Rahmat M., 2000, Perintisan WWW di Indonesia, per November 2001: http://rms46.vlsm.org/00-11.html.
� Stallman, Richard M., 1994, Mengapa Perangkat Lunak Seharusnya Tanpa Pemilik, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/philosophy/why-free.id.html.
� Stallman, Richard M., 1996, Kategori Perangkat Lunak Bebas dan Tidak Bebas, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/philosophy/categories.id.html
� Stallman, Richard M., 1998, Proyek GNU, per November 2001: http://gnux.vlsm.org/gnu/thegnuproject.id.html.
� Wiryana, I Made, 1998, Surat terbuka kepada pada para pendidik, terutama bidang Teknologi Informasi (TI) di Indonesia, per November 2001: http://ngelmu.dhs.org/made/proposal/suratkepengajar/.
Mengapa Menggunakan Open Source Software?

Karena itulah tersedia berbagai ragam perangkat lunak open source yang dapat diunduh secara gratis dan disebarluaskan dengan bebas. Selain itu, karena dibangun oleh suatu komunitas yang saling bertukar informasi di seluruh dunia, perangkat lunak jenis ini berkembang dengan cukup baik.
Apa saja Alternatif Open Source Software?
Berikut ini beberapa jenis perangkat lunak open source yang dapat dengan mudah Anda dapatkan sebagai pengganti perangkat lunak berbayar Anda yang mahal:
Linux
Anda dapat mengganti Microsoft Windows yang Anda gunakan setiap hari dengan sistem operasi Linux. Sistem operasi yang pertama kali dikembangkan oleh Linus Trovald ini telah menjadi alternatif terbaik untuk menggantikan Microsoft Windows. Banyak varian dan distribusi Linux yang dikembangkan dengan tampilan yang sangat bagus. Misalnya Ubuntu, Mandrake, dan Fedora adalah distribusi Linux yang cukup mudah digunakan oleh orang awam sekalipun.
Open Office
Salah satu aplikasi perkantoran yang paling tepat untuk menggantikan Microsoft Office adalah Open Office. Perangkat lunak ini dikembangkan secara khusus oleh sebuah perusahaan besar yaitu Sun Microsystem namun tersedia secara gratis. Dalam sebuah paket Open Office tersedia banyak aplikasi yang mampu menggantikan tugas Microsoft Office. Bahkan Open Office mampu membuka file yang disimpan dengan format Microsoft Office.
GIMP
Jika Anda senang melakukan desain dan menggambar, Anda dapat menggunakan aplikasi GIMP. Anda dapat memodifikasi foto dan gambar Anda dan menyimpannya dalam berbagai format file gambar. Dan perangkat lunak ini dapat secara gratis Anda dapatkan sebagai pengganti aplikasi Adobe Photoshop atau Corel Draw yang harganya tentu sangatlah mahal.
Dia
Microsoft Visio tentulah menjadi perangkat lunak yang bagus untuk membuat diagram. Namun tahukah Anda bahwa Anda juga dapat membuat diagram dengan perangkat lunak yang gratis dan legal? Perangkat lunak tersebut memiliki nama Dia. Dengan perangkat lunak ini, Anda dapat membuat berbagai diagram dengan format menarik.
Mozilla Thunderbird
Anda sering menerima e-mail di Microsoft Outlook? Anda bisa menggunakan alternatif aplikasi e-mail yang disebut sebagai Mozilla Thunderbird untuk menerima, membaca dan mengirim e-mail Anda. Selain itu Mozilla Thunderbird juga dilengkapi dengan News Reader untuk membaca berbagai berita terbaru.
ctGantt Proje
Jika Anda seorang yang ditugasi melakukan manajemen proyek, Anda tentu biasa menggunakan Microsoft Project untuk melakukan tugas ini. Namun Anda dapat juga menggunakan alternatif perangkat lunak gratis yaitu Gantt Project yang memiliki kesanggupan seperti Microsoft Project.
Semua perangkat lunak open source yang disebutkan di atas (kecuali Linux) dapat dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows maupun Linux dengan berbagai varian dan distribusinya. Tentunya Anda dapat menghemat dari ratusan hingga ribuan dolar AS jika Anda mulai menggunakan perangkat lunak open source. Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi perangkat lunak open source yang bisa Anda gunakan sebagai alternatif dari perangkat lunak komersial.
Gratis Tidak Berarti Buruk
Meski semua perangkat lunak open source dapat diperoleh dan disebarkan dengan gratis, namun dari segi kualitas perangkat lunak open source telah melalui serangkaian pengujian seperti halnya perangkat lunak komersial. Bahkan beberapa perusahaan besar pun juga telah ikut serta dalam pengembangan perangkat lunak ini.
Memang jika pertama kali Anda beralih ke perangkat lunak open source, kemungkinan Anda belum terbiasa menggunakannya karena tata letaknya yang sedikit berbeda dengan perangkat lunak komersial yang biasa Anda gunakan. Namun Anda bisa mulai mencobanya dan tentunya Anda akan menjadi terbiasa. Selain itu Anda juga tidak akan dibebani biaya yang mahal serta bisa jadi beban moral karena menggunakan perangkat lunak komersial yang ilegal.
Monday, 17 January 2011
Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pada bidang kesehatan. The Washington Post menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:

Pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan degradasi lingkungan.
Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Demikian besar pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan kita. Masihkah kita menutup mata terhadap semua ancaman ini? Lets take action now!
Be Healthy, Be Happy!
Sumber : http://www.andaka.com/pengaruh-pemanasan-global-terhadap-kesehatan.php

Pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan degradasi lingkungan.
Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Demikian besar pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan kita. Masihkah kita menutup mata terhadap semua ancaman ini? Lets take action now!
Be Healthy, Be Happy!
Sumber : http://www.andaka.com/pengaruh-pemanasan-global-terhadap-kesehatan.php
Saturday, 15 January 2011
Energi Terbarukan, Solusi Krisis Energi Indonesia

Menurut Dr. Sudiartono, Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi solusi di masa datang untuk pemenuhan kebutuhan energi yang semakin lama semakin besar. Sumber daya energi terbarukan memiliki keunggulan yakni bisa diproduksi dalam waktu yang relatif tidak begitu lama dibanding dengan sumber energi takterbarukan. �Namun sumber daya terbarukan selama ini belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia,� tutur Sudiartono saat bincang-bincang dengan wartawan di ruang Multimedia UGM, Jum�at (27/3).
Sumber energi terbarukan seperti angin, air dan matahari merupakan penghasil energi yang belum begitu banyak dimanfaatkan. Dijelaskan Sudiartono, sebenarnya di Indonesia telah banyak dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) tetapi pada prakteknya tidak beroperasi secara maksimal. Hal ini disebabkan tidak adanya transfer pengetahuan kemasyarakat sehingga PLTM yang telah dibangun tidak beroperasi dengan baik apalagi memberikan manfaat. �Keberhasilan operasionalisasi PLTM akan terwujud jika ada pengelolaan dari masyarakat setempat,� tegas Sudiartono.
Lebih lanjut dipaparkan Sudiharto, Indonesia memiliki sumber-sumber air yan berlimpah, akan tetapi belum banyak yang berfikir untuk memanfaatkannya. Pemanfaatan aliran sungai sebagai sumber pembangkit listrik belum dilakukan. �Selama ini baru air terjun yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Padahal Indonesia memiliki banyak sungai besar yang bisa memproduksi energi yang besar, meskipun alirannya berjalan lambat, � jelasnya.
Dikatakan Sudiartono, tidak akan terjadi pembelian listrik dari Malayasia untuk digunakan di daerah pedalaman Kalimantan jika sungai telah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi UGM serta perguruan tinggi lainnya untuk mengembangkan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Ia menambahkan bahwa untuk pengembangan PLTM kuncinya berada pada generator maupun turbin. Dan yang menjadi kendala adalah sampai saat ini Indonesia belum dapat memproduksi generator maupun turbin air sendiri serta memproduksi bahan bakar selain premium. �Penguasaan teknologi Khususnya teknologi energi harus dikuasai terlebih dahulu jika tidak ingin selamanya tergantung pada produk-produk teknologi energi dari negara maju. Tanpa adanya penguasaan teknologi eksplorasi dan eksploitasi serta teknologi pengelolaan sumber daya energi, maka kedaulatan energi tidak akan tercapai,� terang Sudiartono.
Sementara Drs. Budi Eka Nurcahyo, M.S., wakil kepala PSE UGM terkait dengan ancaman krisis energi bahan bakar yang akan dialami Indonesia sekitar 20-30 tahun mendatang, menghimbau untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian minyak bumi. Pengembangan bahan bakar nabati seperti bioetanol menjadi salah satu alternatif solusi untuk mencegah krisis energi di masa datang.
�Kebutuhan akan minyak bumi di Indonesia mencapai 1.300.000 barel/hari, sementara cadangan yang dimiliki hanya sebesar 900.000 barel/hari. Jadi tiap harinya kita nombok sekitar 400.000 barel untuk pemenuhan kebutuhan minyak bumi. Melalui pengembangan energi alternatif salah satunya bioetanol, dari energi nabati, bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya krisis energi dimasa datang,� tandas Budi.
Budi menambahkan, membicarakan energi tidak hanya terkait dengan penggunaan energi saja. Namun terkait dengan perilaku dan kebiasaan manusia dalam menggunakan energi. �Kebiasaan manusia inilah yang menjadi pokok perhatian dalam pemanfaatan energi,� tukasnya.
Sumber : http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/2009/04/energi-terbarukan-solusi-krisis-energi-indonesia/
Wednesday, 12 January 2011
Virus Komputer Terbaru 2011 Terganas

Satu laporan pekan ini dari Lookout Mobile Security menyatakan virus terbaru Trojan tersebut yang menyerang perangkat Android telah dijuluki �Geinimi� dan �dapat menghimpun sangat banyak data pribadi di telepon pengguna serta mengirimnya ke server terpencil�.
Perusahaan itu menyebut virus tersebut �malware Android yang paling canggih yang telah kita saksikan setakat ini�.
�Segera setelah perangkat jahat tersebut terpasang di telepon pengguna, malware itu memiliki kemampuan untuk menerima komando dari server terpencil yang memungkinkan pemilik server itu untuk mengendalikan telefon tersebut,� kata Lookout.
�Pencipta Geinimi telah menaikkan batas kecanggihan secara mencolok sehingga mengatasi malware Android yang sebelumnya diawasi dengan mengoperasikan berbagai teknik untuk membuat kabur semua kegiatannya,� katanya.
Motif di balik virus tersebut tidak jelas, kata Lookout, yang menambahkan bahwa itu dapat digunakan untuk apa saja mulai dari �jaringan iklan jahat sampai upaya untuk menciptakan botnet Android�.
Namun perusahaan itu menyatakan pengguna yang tampaknya paling mungkin terserang adalah mereka yang mengunduh applikasi Android dari China.
Applikasi yang terinfeksi meliputi versi kemasan-ulang yang dijual di China dari Monkey Jump 2, Sex Positions, President vs Aliens, City Defense dan Baseball Superstars 2010.
�Penting untuk mengingatkan bahwa sekalipun ada contoh pertandingan yang dikemas-ulang dengan Trojan tersebut, versi asli yang tersedia di laman resmi Google Android Market belum terserang,� kata perusahaan keamanan itu.
Sumber : http://www.the-az.com/virus-komputer-terbaru-2011-terganas/
Tuesday, 11 January 2011
Langkah-langkah menghilangkan virus komputer

Saat ini hampir tiap pengguna komputer pasti memiliki flash disk yang merupakan media penyimpanan data yang sangat portable dan mudah digunakan karena sifatnya seperti disket namun dengan kapasitas besar dan tidak mudah rusak. Namun kepopuleran flash disk di pengguna komputer memancing para pembuat virus untuk membuat virus yang menyebar melalui media penyimpanan ini. Hal ini membuat para pengguna yang kurang paham komputer terkadang tertipu karena menjalankan virus yang disangkanya adalah file lain seperti file dokumen Microsoft Word, Folder, atau bentuk file lainnya. Padahal yang sedang dibuka adalah program virus yang memiliki icon sama dengan file-file tersebut.
Tidak perlu membahas terlalu panjang sejarah kemunculan virus ini, namun buat pengguna yang sudah terkena virus maka sebenarnya langkah pembasmian virus-virus tersebut hampir sama. Biasanya masyarakat umum yang tidak memiliki akses internet di komputernya akan lebih mudah terkena virus karena antivirus yang tidak up to date sehingga antivirus miliknya tidak mengenali virus-virus baru.
Ada beberapa cara menghilangkan virus dari komputer anda bila sudah terlanjur terinfeksi virus ini. Teknik-teknik berikut dibahas pada sistem operasi Windows XP karena OS inilah yang paling umum terinfeksi dan paling banyak digunakan. Berikut adalah teknik teknik tersebut:
Menghapus dengan antivirus di komputer lain
Dengan melepaskan hardisk komputer yang telah terinfeksi virus kemudian dipasangkan ke komputer lain yang memilki antivirus yang terbaru atau setidaknya mampu mengenali virus di sistem yang telah terinfeksi. Lakukan full scanning pada hardisk sistem yang terinfeksi dan hapus semua virus yang ditemukan. Setelah selesai hardisk tersebut sudah dapat dipasang kembali dikomputer dan jalankan sistem seperti biasa. Lakukan pemeriksaan kembali apakah komputer masih menunjukkan gejala yang sama saat terkena virus. Cara ini ampuh membersihkan virus sepanjang antivirus di komputer lain tersebut dapat mengenali dan menghapus virus di hardisk yang terinfeksi. Namun virus masih meninggalkan jejak berupa autorun atau startup yang tidak berfungsi. Jejak ini terkadang memunculkan pesan error yang tidak berbahaya namun mungkin sedikit mengganggu.
Menghapus dengan sistem operasi lain
Pada laptop atau komputer yang tidak dapat dilepas harddisknya maka cara lain adalah menjalankan sistem operasi lain yang tidak terinfeksi virus dan melakukan full scan terhadap seluruh harddisk. Biasanya ada beberpa pengguna yang menggunakan dual OS seperti Linux dan Windows atau Windows XP dan Windows Vista dsb. Selain itu bisa juga menggunakan LiveCD atau OS Portable seperti Knoopix dan Windows PE ( Windows yang telah diminimazed dan dapat dibooting dari media penyimpanan portable seperti flash disk atau CD.) lalu lakukan full scanning dengan antivirus terbaru. Efektifnya sama dengan menghapus virus dengan antivirus di komputer lain contoh diatas. Virus terkadang masih meninggalkan jejak tidak berbahaya.
Menghapus secara manual
Bila anda kesulitan melakukan hal diatas masih ada cara lain yaitu dengan cara manual. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Matikan process yang dijalankan oleh virus. Virus yang aktif pasti memiliki process yang berjalan pada sistem. Process ini biasanya memantau aktifitas sistem dan melakukan aksinya bila ada kejadian tertentu yang dikenali virus tersebut. Contohnya pada saat kita memasang flash disk, process virus akan mengenali aksi tersebut dan menginfeksi flash disk dengan virus yang sama. Proses ini harusnya bisa dilihat dari task manager yang bisa diaktifkan dengan tombol Ctrl + Alt + Del namun terkadang virus akan memblokir aksi ini dengan melakukan log off, menutup window Task Manager, atau restart sistem. Cara lain adalah menggunakan tool lain untuk melihat dan mematikan proses virus. Saya biasa menggunakan Process Explorer dari http://www.sysinternals.com/ . Dengan tool ini anda bisa mematikan process yang dianggap virus. Pada saat mematikan proses milik virus perlu diperhatikan terkadang proses milik virus terdiri atas lebih dari 1 proses yang saling memantau. Bila 1 proses dimatikan maka proses tsb akan dihidupkan lagi dengan proses lainnya. Karena itu mematikan process virus harus dengan cepat sebelum proses yang dimatikan dihidupkan lagi oleh proses lainnya. Kenali terlebih dahulu proses yang dianggap virus lalu matikan semuanya dengan cepat. Biasanya virus menyamar menyerupai proses windows tapi tentu ada bedanya seperti IExplorer.exe yang meniru Explorer.exe. Berikut adalah proses windows yang bisa dijadikan referensi proses yang dikategorikan aman:
C:\WINDOWS\system32\smss.exe
C:\WINDOWS\system32\csrss.exe
C:\WINDOWS\system32\winlogon.exe
C:\WINDOWS\system32\services.exe
C:\WINDOWS\system32\svchost.exe
C:\WINDOWS\system32\lsass.exe
C:\WINDOWS\Explorer.exe
Selain process explorer anda bisa menggunakan tools lainnya yang mungkin lebih mudah dan bisa menghapus process sekaligus. Contoh lain adalah HijackFree. Anda bisa mencari di google tools sejenis.
2. Setelah proses mematikan virus berhasil lakukan pengembalian nilai default parameter sistem yang digunakan virus untuk mengaktifkan dirinya dan memblokir usaha menghapus dirinya. Parameter tersebut berada pada registry windows yang bisa di reset dengan nilai defaultnya. Simpan file berikut dengan nama apa saja dengan extention file .reg. Kemudian eksekusi file tersebut dengan mengklik 2 kali. Bila ada konfirmasi anda bisa menjawab Yes/Ok. Berikut file registry tersebut:
Windows Registry Editor Version 5.00
[HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced]
"Hidden"=dword:00000000
"SuperHidden"=dword:00000000
"ShowSuperHidden"=dword:00000000
[HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Control\SafeBoot]
"AlternateShell"="Cmd.exe"
[HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet002\Control\SafeBoot]
"AlternateShell"="Cmd.exe"
[HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\SafeBoot]
"AlternateShell"="Cmd.exe"
[HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon]
"Shell"="Explorer.exe"
"Userinit"="C:\WINDOWS\system32\userinit.exe,"
[HKEY_CLASSES_ROOT\regfile\shell\open\command]
@="regedit.exe \"%1\""
[HKEY_CLASSES_ROOT\scrfile\shell\open\command]
@="\"%1\" %*"
[HKEY_CLASSES_ROOT\piffile\shell\open\command]
@="\"%1\" %*"
[HKEY_CLASSES_ROOT\comfile\shell\open\command]
@="\"%1\" %*"
[HKEY_CLASSES_ROOT\exefile\shell\open\command]
@="\"%1\" %*"
File registry diatas akan membuka blokir regedit, mencegah virus mencangkokkan dirinya pada sistem, dan reset parameter lain untuk mencegah virus jalan lagi.
3. Setelah proses virus dimatikan dan parameter sistem di reset. Cegah virus aktif kembali dengan menghapus entry virus pada autorun dan startup Windows. Bisa menggunakan tool bawaan windows MSConfig atau mengedit langsung pada registry dengan Regedit. Untuk lebih mudahnya gunakan tools pihak ketiga seperti autoruns dari http://www.sysinternals.com untuk menghapus entry autorun dan startup milik virus tsb. Jangan lupa periksa folder StartUp pada menu Start Menu -> Programs -> Startup dan pastikan tidak ada entry virus tsb.
4. Download antivirus terbaru dan lakukan full scanning pada sistem agar antivirus memeriksa keseluruhan sistem dan menghapus semua virus yang ditemukan. Saya menyarankan avira yang bisa didownload dari http://www.free-av.com karena sifatnya free dan scanner virus yang sama tangguhnya dengan antivirus komersil seperti Symantec atau Kaspersky.
5. Sebelum restart pastikan anda tidak melewatkan virus baik dari proces atau autorun dan startup sistem. Karena bila tidak maka pada saat restart maka sistem akan kembali seperti pada saat terinfeksi virus dan sia-sia semua langkah yang anda lakukan sebelumnya.
6. Setelah restart periksa kembali komputer anda dan perhatikan apakah gejala yang muncul pada saat komputer terinfeksi masih ada atau tidak. Bila ada maka anda terlewat beberpa autorun virus atau reset parameter sistem diatas tidak berhasil. Lakukan langkah diatas dan periksa lebih cermat tiap langkah anda sebelum melakukan restart sistem.
Itulah langkah-langkah penghapusan virus pada sistem Windows XP. Untuk mencegah virus datang kembali sebaiknya anda rajin update antivirus atau memasang aplikasi pencegah seperti WinPooch atau Comodo Firewall yang akan memperingatkan pengguna bila ada program lain yang akan memodifikasi sistem. Jadi walaupun virus tersebut tidak dikenali akan tetapi sebelum masuk maka pengguna akan diperingatkan oleh aplikasi pencegah. Bila anda mengenali program yang hendak mengakses sistem anda maka anda bisa mengijinkan akses tersebut namun bila tidak sebaiknya tolak dan blokir akses tersebut karena ada kemungkinan program tersebut adalah virus.
Berhati-hati pada saat membuka flash disk. Jangan membuka flash disk dengan klik 2 kali. Buka dengan klik kanan lalu pilih menu Open agar fitur autoplay pada flash disk tidak menjalankan virus secara ototmatis. Jangan lupa perhatikan file yang anda buka. Walaupun iconnya sama perhatikan bahwa file yang anda buka buka tipe application atau program. Pastikan file word adalah betul-betul word dan folder betul-betul folder bisa dengan melihat detail atau properties dari file tsb. Semoga artikel ini membantu dan mencegah anda terinfeksi virus komputer.
Pengertian Virus Komputer, Worm, Trojan, Spyware, Ciri Dan Teknik Infeksi Penularan

1. Arti Definisi / Pengertian Virus Komputer
Virus komputer adalah suatu program komputer yang menduplikasi atau menggandakan diri dengan menyisipkan kopian atau salinan dirinya ke dalam media penyimpanan / dokumen serta ke dalam jaringan secara diam-diam tanpa sepengetahuan pengguna komputer tersebut. Efek dari virus komputer sangat beragam mulai dari hanya muncul pesan-pesan aneh hingga merusak komputer serta menghapus file atau dokumen kita.
2. Arti Definisi / Pengertian Varian Virus Worm, Trojan Dan Spyware
a. Worm
Worm adalah lubang keamanan atau celah kelemahan pada komputer kita yang memungkinkan komputer kita terinfeksi virus tanpa harus eksekusi suatu file yang umumnya terjadi pada jaringan.
b. Trojan
Trojan adalah sebuah program yang memungkinkan komputer kita dikontrol orang lain melalui jaringan atau internet.
c. Spyware
Spyware adalah aplikasi yang membocorkan data informasi kebiasaan atau perilaku pengguna dalam menggunakan komputer ke pihak luar tanpa kita sadari. Biasanya digunakan oleh pihak pemasang iklan.
Jika kita melihat kejanggalan pada media penyimpanan seperti file bernama aneh yang tidak pernah kita buat atau file bukan jenis aplikasi / application tetapi mengaku sebagai aplikasi maka jangan kita klik, kita buka atau kita jalankan agar virus komputer tersebut tidak menular ke komputer yang kita gunakan.
Tanda-Tanda/Ciri-Ciri Komputer Kita Terkena/Terinfeksi Virus Komputer :
- Komputer berjalan lambat dari normal
- Sering keluar pesan eror atau aneh-aneh
- Perubahan tampilan pada komputer
- Media penyimpanan seperti disket, flashdisk, dan sebagainya langsung mengkopi file aneh tanpa kita kopi ketika kita hubungkan ke komputer.
- Komputer suka restart sendiri atau crash ketika sedang berjalan.
- Suka muncul pesan atau tulisan aneh
- Komputer hang atau berhenti merespon kita.
- Harddisk tidak bisa diakses
- Printer dan perangkat lain tidak dapat dipakai walaupun tidak ada masalah hardware dan software driver.
- Sering ada menu atau kotak dialog yang error atau rusak.
- Hilangnya beberapa fungsi dasar komputer.
- Komputer berusaha menghubungkan diri dengan internet atau jaringan tanpa kita suruh.
- File yang kita simpan di komputer atau media penyimpanan hilang begitu saja atau disembunyikan virus. dan lain-lain...
Contoh bentuk media penyebaran virus komputer dari komputer yang satu ke komputer yang lain :
- Media Penyimpanan (disket, flashdisk, harddisk eksternal, zipdisk, cd, dvd, bluray disc, cartridge, dan lain sebagainya)
- Jaringan lan, wan, man, internet dan lain sebagainya.
- File attachment atau file lampiran pada email atau pesan elektronik lainnya.
- File software (piranti lunak) yang ditunggangi virus komputer.
Cara yang paling ampuh agar kita tidak terkena virus komputer adalah dengan cara menginstall program komputer yang orisinil atau asli bukan bajakan yang tidak ditunggangi virus dan kawan-kawan, tidak menghubungkan komputer dengan jaringan atau internet, serta tidak pernah membuka atau mengeksekusi file yang berasal dari komputer lain.
Tetapi cara seperti itu terlalu ekstrim dan kurang gaul dalam penggunaan komputer sehari-hari karena biasanya kita melakukan pertukaran data atau file dengan komputer lain baik berupa file pekerjaan, file gambar, file attachment, file musik, file video, dan lain sebagainya.
Jadi untuk menghindari komputer kita diinfeksi dan terserang virus maka kita harus waspada dalam berinteraksi dengan file dari komputer lain, file dari media penyimpanan dari orang lain, attachment email, pertukaran file jaringan, lubang keamanan komputer kita, dan lain-lain. Pasang antivirus yang bagus yang di update secara berkala serta program firewall untuk jaringan dan anti spyware dan adware untuk menanggulangi jenis gangguan komputer lain.
Saturday, 8 January 2011
Mengapa PLTN Perlu Dibangun Di Indoneia?
1. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) harus segera dibangun di Indonesia, demi pasokan listrik tahun 2020. Karena itu harus diperjuangkan sejak sekarang oleh kaum muda yang kelak akan mengelola program nuklir nasional pasca tahun 2020. Masalahnya permintaan listrik meningkat 7% setahun, yang berarti setiap 10 tahun berlipat ganda. Jika sekarang kapasitas listrik terpasang sebanyak 35000 MW maka dalam tahun 2030 akan diperlukan 140000 MW. Jadi tambahan yang diperlukan sebanyak 105000 MW dalam jangka waktu 20 tahun. Berarti setiap tahunnya perlu tambahan 5000 MW. Bahan bakarnya dari mana dan berapa besar biayanya?
2. PLTN itu aman dan tidak ada kebocoran. PLTN selain menghasilkan bahang/panas yang dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, juga menghasilkan zat radioaktif yang memang berbahaya karena terus menerus mengeluarkan sinar atau radiasi sampai akhirnya sirna sendiri. Tetapi dalam PLTN zat radioaktif itu terkendali bahkan harus dikelola pengamanan dan penyimpanannya. Apabila terjadi kebocoran, pemilik/ pengelola PLTN akan mengalami kerugian karena reaktor harus dihentikan operasinya (instalasi yang berhenti tidak akan menghasilkan uang). Maka dari itu pemilik/ pengelola PLTN mencegah segala kemungkinan kebocoran.
3. PLTN itu ramah lingkungan, sedikit sekali emisi apa pun dan amat andal! Insiden TMI-2 pada tahun 1979 telah memicu perbaikan dan penyempurnaan teknologi nuklir sehingga keamanan lebih terjamin. Kecelakaan Chernobil-4 pada tahun 1986 adalah akibat salah pilih falsafah keselamatan nuklir, kekeliruan kebijakan operasi PLTN dan kecerobohan operator.
4. Nuklir diperlukan dalam bauran energi Indonesia untuk meningkatkan keamanan pasokan listrik dan untuk meraih keunggulan ekonomi (harga batubara akan naik terus mengikuti harga minyak internasional, berarti biaya pembangkitan listrik dari PLTU-batubara akan meningkat terus). Sedang biaya pembangkitan listrik dari PLTN tidak terpengaruh harga minyak.
5. Ketergantungan kepada luar negeri dalam pengelolaan program nuklir nasional tidak dapat dihindari, khususnya pada tahap-tahap awal. Namun Indonesia dapat berupaya keras untuk secara lambat laun mengurangi ketergantungan dengan meningkatkan peran industri nasional. Ketergantungan tidak membahayakan program nuklir nasional karena di dunia terdapat cukup banyak pemasok teknologi nuklir dan bahan bakar nuklir.
2. PLTN itu aman dan tidak ada kebocoran. PLTN selain menghasilkan bahang/panas yang dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, juga menghasilkan zat radioaktif yang memang berbahaya karena terus menerus mengeluarkan sinar atau radiasi sampai akhirnya sirna sendiri. Tetapi dalam PLTN zat radioaktif itu terkendali bahkan harus dikelola pengamanan dan penyimpanannya. Apabila terjadi kebocoran, pemilik/ pengelola PLTN akan mengalami kerugian karena reaktor harus dihentikan operasinya (instalasi yang berhenti tidak akan menghasilkan uang). Maka dari itu pemilik/ pengelola PLTN mencegah segala kemungkinan kebocoran.
3. PLTN itu ramah lingkungan, sedikit sekali emisi apa pun dan amat andal! Insiden TMI-2 pada tahun 1979 telah memicu perbaikan dan penyempurnaan teknologi nuklir sehingga keamanan lebih terjamin. Kecelakaan Chernobil-4 pada tahun 1986 adalah akibat salah pilih falsafah keselamatan nuklir, kekeliruan kebijakan operasi PLTN dan kecerobohan operator.
4. Nuklir diperlukan dalam bauran energi Indonesia untuk meningkatkan keamanan pasokan listrik dan untuk meraih keunggulan ekonomi (harga batubara akan naik terus mengikuti harga minyak internasional, berarti biaya pembangkitan listrik dari PLTU-batubara akan meningkat terus). Sedang biaya pembangkitan listrik dari PLTN tidak terpengaruh harga minyak.
5. Ketergantungan kepada luar negeri dalam pengelolaan program nuklir nasional tidak dapat dihindari, khususnya pada tahap-tahap awal. Namun Indonesia dapat berupaya keras untuk secara lambat laun mengurangi ketergantungan dengan meningkatkan peran industri nasional. Ketergantungan tidak membahayakan program nuklir nasional karena di dunia terdapat cukup banyak pemasok teknologi nuklir dan bahan bakar nuklir.
Tuesday, 4 January 2011
Indonesia Siap Kembangkan PLTN

�Sebagai otoritas yang tertinggi menyangkut PLTN maka ini sudah menjadi satu rekomendasi yang tentu saja bisa dipertanggungjawabkan,�kata Staf Pengajar Lemhanas Wawan H Purwanto dalam diskusi di Jakarta belum lama ini.
Saat ini ada 441 unit PLTN yang ada di dunia yang sedang beroperasi dan juga ada 63 unit PLTN yang tengah dibangun konstruksinya dan belum termasuk yang dibangun Israel dan Taiwan. Data IAEA juga menyebut Amerika Serikat mempunyai 104 PLTN, Perancis mempunyai 58 unit PLTN, Jepang mempunyai 54 unit.
�Secara signifikan China akan menambah jumlah PLTN-nya 39 pada tahun 2020 dari saat ini yang hanya mempunyai 13 PLTN, Rusia juga akan menambah unit PLTN-nya menjadi 43 pada tahun 2020 yang saat ini berjumlah 32 unit PLTN dan India dari 19 PLTN akan menambah menjadi 23 PLTN, Korsel akan mempunyai 26 PLTN, Uni Emirat Arab tengah membangun 4 PLTN,� sebutnya.
Bahkan, lanjutnya Malaysia dan Singapura juga akan segera membangun PLTN dan pada tahun 2020 akan segera terealisasi. �Kabinetnya sudah ketuk palu,�ujarnya.
�Karena sudah mendapat rekomendasi IAEA sudah selayaknya kita segera melakukan itu semua meski ada sejumlah sumber energi lain yang dapat digunakan seperti panas bumi, angin, air, biomassa dan lainnya, tapi energinya kecil-kecil yang kita peroleh,�paparnya.
Perlunya pembangunan PLTN, jelas Wawan karena setiap tahunnya Indonesia memerlukan 3000 megawatt. Rencananya untuk pembangunan PLTN ini akan dilakukan di Pulau Bangka dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 8000 hingga 10 ribu megawatt.
Menurutnya dipilihnya Pulau Bangka untuk pembangunan PLTN ini berdasarkan pendapat dari para pakr yang berasal dari Jepang, Perancis, Korea Selatan, Uni Eropa dan Rusia. �Saya juga ketemu tiga pakar nuklir Amerika mereka menyatakan Bangka sangat bagus dan mereka bilang tidak perlu takut dengan energy nuklir karena di negaranya pun baik-baik saja,�jelasnya.
�PLTN ini menelan biaya sekitar Rp56 triliun, memang biayanya besar tapi bisa menghidupi Sumatera, Jawa sampai Nusa Tenggara,�ungkapnya.
Selain itu, sambungnya untuk pembangunan PLTN di Pulau Bangka ini mendapat pengawasan dari IAEA. �Kita tidak bekerja sendiri tetapi setiap tahapan IAEA langsung turun dan tenaga di Bapeten juga banyak yang telah bersertifikasi internasional. Nanti kita juga akan diback-up oleh para ahli yang berjumlah 40 orang dan siapkan putra-putra Bangka Belitung yang akan kita sekolahkan di pendidikan nuklir hingga tingkat doktor,�paparnya.
Di sisi lain, Wawan menilai adanya penolakan masyarakat terhadap pembangunan PLTN ini merupakan suatu hal yang wajar karena tidak menginginkan peristiwa Chernobyl di Uni Sovyet terjadi. �Kita harus lebih rasional bahwa kebutuhan itu lebih mendesak,�harapnya.(Iman Rosidi/Trijaya/wdi)
Sumber : http://economy.okezone.com/
Monday, 3 January 2011
Pengamat: Indonesia Sudah Saatnya Bangun PLTN

"Jika tidak berani membuat lompatan besar, Indonesia akan terus tertinggal," kata Wawan saat menyampaikan refleksi akhir tahun di Jakarta, Kamis.
Dikatakannya, negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia sudah mulai berancang-ancang membangun PLTN, bahkan kabarnya Singapura akan menyewa pulau di Kepulauan Riau yang bakal dijadikan lokasi PLTN.
"Jangan-jangan kita nanti justru jadi konsumen mereka karena kita tidak bisa memenuhi sendiri kebutuhan energi di dalam negeri," kata Wawan.
Ia mengakui banyak sumber energi selain nuklir yang bisa dimanfaatkan, seperti panas bumi, angin, dan air, namun energi yang dihasilkan tidak bisa massif yakni kurang dari 1000 MW. Sementara PLTN bisa menghasilkan 10000 MW.
"Padahal kebutuhan tambahan kita untuk energi listrik sekitar 3000 MW per tahun," katanya.
Wawan mengatakan, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah merekomendasikan Indonesia sebagai negara yang memenuhi syarat untuk mengembangkan PLTN.
"Otoritas tertinggi telah memberikan rekomendasi, tinggal kita mau melaksanakan atau tidak," katanya.
Menurut Wawan, jika saat ini masih ada pihak yang menolak PLTN, itu hal wajar. Bahkan, di negara yang telah menggunakan energi nuklir sekali pun tetap ada pihak yang masih belum setuju.
Tetapi, lanjut Wawan, fakta menunjukkan negara-negara yang menggunakan energi nuklir mengalami kemajuan pesat. Korea Selatan dan Jepang merupakan negara maju di Asia yang telah menggunakan nuklir.
Tentang kekhawatiran terjadinya bencana akibat reaktor nuklir seperti Chernobyl di Rusia, Wawan mengatakan, saat ini teknologi nuklir telah memasuki generasi keempat bahkan kelima yang jauh lebih aman dari Chernobyl yang termasuk generasi pertama.
"Reaktor nuklir kita di Yogyakarta yang notabene bukan generasi terkini terbukti aman meski Yogyakarta terkena gempa besar," katanya.
Wawan mengingatkan, ketika negara jiran semakin maju, sementara Indonesia tetap jalan di tempat, maka bukan tidak mungkin akan mengancam integrasi bangsa.
Sumber : http://www.antaranews.com/
Sunday, 2 January 2011
Babel Paling Cocok untuk Pembangunan PLTN

Hal ini disampaikan Gubernur Babel Eko Maulauna Ali dalam diskusi panel refleksi akhir tahun 2010 yang digelar Forum Laskar Bangka Belitung (FORLABB), Rabu (29/12) di Golden Ballroom Parai Beach Resort Sungailiat.
�Kita yang pertama berani menetapkan daerah di provinsi sebagai pembangunan PTN. Padahal Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang juga sangat menginginkannya tapi belum berani,� ungkap Eko. Bahkan menurut Eko, lokasi untuk pembangunan PLTN sudah ditetapkan di Teluk Rubiah Muntok Bangka Barat dan Desa Rajik Bangka Selatan yang saat ini masih dilakukan tahap sosialisasi kepada masyarakat. Namun diakuinya pembangunan PLTN ini tidak bisa dilaksanakan secepatnya karena akan dilakukan bertahap sehingga selesainya bisa 12 hingga 15 tahun mendatang.
�Tahun 2020 komitmen Malaysia sudah terbangun PLTN, di Singapura juga masak kita masih cerita tentang pro dan kontra saja, apa jadinya,� kata Eko. Untuk menyakinkan masyarakat mengenai keamanan pengunaan PLTN ini, ia mendatangkan langsung pakar BATAN. Eko menegaskan, tidak ada maksud politik apapun dibalik pendirian PLTN ini dimana Pemrov Babel sudah bekerjasama dengan pihak BATAN sejak 15 Juni 2010. Kerjasama yang dilakukan tersebut diantaranya mengenai teknologi nuklir untuk menciptakan bibit unggul yang tahan lama dan berkualitas tinggi, penempatan teknologi nuklir, mencari alternatif pengobatan untuk malaria, memanfaatkan mineral ikutan dan pendirian PLTN ini.
�Tidak ada politik apapun, apa yang disampaikan Pak Wawan (Staf Ahli BATAN�red) itulah kebenaran ilmiahnya,� tegas Eko. Ia juga sudah berkunjung ke Negara Slovania dan Slovekia, yang disebut dengan scientific visiting, dimana kunjungan tersebut atas undangan dan sponsor dari International Energy Atom Agency (IEAA), yang berpusat di Wina, yang mengikuti serangkaian kegiatan berupa pembelajaran materi dan melihat proses PLTN disana. �Sana kesana bukan untuk kepentingan Babel saja tetapi kepentingan secara nasional,� kata Eko.
Sementara itu, Staf Ahli BATAN Wawan Purwanto, menyatakan negara yang menggunakan PLTN ini pertama adalah Amerika dengan 104 unit reaktor nuklir, Perancis dengan 58 reaktor nuklir, Rusia dengan 32 dan akan ditambah 11 unit reaktor nuklir, Jepang 20 unit reaktor nuklir, Cina dari 13 unit akan ditambah 26 unit reaktor nuklir, India dari 19 akan ditambah empat unit reaktor nuklir, Korsel dari 21 unit akan ditambah 5 unit reaktor nuklir dan emirat Arab dengan empat reaktor nuklir.
�Kalau berbahaya PLTN tidak akan dikembangkan sereaktif itu. Indonesia negara dari 10 penduduk terbanyak di dunia termasuk tiga negara yang tidak menggunakan PLTN yakni Indonesia, Banglades dan Nigeria. Kita tahu sendiri bagaimana negara Banglades dan Nigeria yang miskin,� jelas Wawan.
Diakuinya di Negara Slovenia keberadaan PLTN dengan enam unit reaktor nuklirnya sudah 20 tahun dan hanya berjarak 500 meter dari pemukiman warga yang berada di tengah kota Krsko, namun tidak memicu keresahan dari warga setempat, bahkan mereka mendukung pemerintah karena pemerintah tersebut dapat mensosialisasikan keberadaan PT:N kepada masyarakat.
�Radiasi bisa ditangani dengan proses pembetonan. Pembetonan dengan 2 meter dan lapisannya bisa 7 lapis,� kata Wawan. Untuk itu, menurutnya dengan adanya PLTN, bisa mendatangkan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah dan bisnis yang saling menguntungkan. (chy)
Sumber : http://www.bangkapos.com/
Pemerintah Diminta Segera Bangun PLTN Bangka Belitung

"Indonesia dinilai IAEA sebagai negara yang paling siap untuk mengolah dan membangun pengembangan nuklir, seperti PLTN di Bangka Belitung," kata pengamat intelijen dan pengajar di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Wawan H Purwanto kepada wartawa di RM Sate Pancoran, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (30/12/2010).
Seperti diberitakan, IAEA seperti yang dituturkan oleh Dubes RI untuk Austria, I Gusti Agung Wesak, Rabu (15/12/2010) Indonesia adalah negara yang paling siap mengembangkan energi nuklir, bersama dua negara lainnya Jordania dan Vietnam.
Tentunya, pernyataan IAEA ini merupakan dorongan politis bagi Indonesia untuk mengembangkan PLTN seperti di Bangka Belitung. Namun, semua itu masih tergantung keputusan politik dari pemerintah Indonesia.
Kesimpulan itu adalah hasil penelitian IAEA yang bermarkas di Wina, berjudul "Integrated Nuclear Infrastructure Review 2009" yang meneliti kesiapan negara berkembang mengembangkan PLTN. Ketua IAEA Yukia Amano sendiri sangat antusias mendukung Indonesia mengembangkan nuklir dan berharap bisa berkunjung ke Jakarta dalam waktu dekat.
Menurut Wawan, sampai saat ini tercatat ada sekitar 441 unit PLTN yang beroperasi di seluruh dunia. Sedangkan yang masih dalam tahap konstruksi ada sekitar 36 unit PLTN, ini belum termasuk Israel dan Taiwan. Sejumlah negara yang sudah lama dan banyak mengembangkan PLTN di antaranya seperti Amerika Serikat yang memiliki 104 unit PLTN, Perancis ada 58 unit PLTN, Jepang ada 54 unit PLTN dan Rusia ada 32 unit PLTN.
Bahkan sejumlah negara juga saat ini tengah akan menambah PLTN dari PLTN yang sudah dimilikinya. Di antaranya Cina yang akan menambah 26 unit PLTN dari yang ada dari 13 unit, PLTN. Rusia menambah 11 unit PLTN sehingga menjadi 43 unit PLTN. India dari 19 unit PLTN akan ditambah menjadi 23 unit PLTN. Begitu pula Korea Selatan dari 21 menjadi 26 unit PLTN.
Begitu pula negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, di mana kabinet dan parlemennya sudah mengetok palu untuk pengembangan PLTN ini pada tahun 2020 mendatang. "Nah, Indonesia sudah mendapatkan rekomendasi dari IAEA, sehingga sangat layak untuk mengembangkan nuklir. Apalagi selama ini sumber energi listrik yang berasal dari panas bumi, air, angin dan gas hasilnya masih sedikit," jelasnya.
Padahal, lanjut Wawan, setidaknya setiap tahun Indonesia membutuhkan penambahan 3.000 megawatt. Oleh karena itu, dengan pengembangan nuklir merupakan gerakan yang masif untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, seperti rencana membangun PLTN di Bangka Belitung yang diperkirakan bisa menghasilkan 8.000-10.000 megawatt dengan takisan nilai pembangunan proyek sekitar Rp 50 triliun.
"Ini bisa menghasilkan energi listrik yang masif memenuhi kebutuhan Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara," ungkapnya.
Wawan juga mengungkapkan sejumlah ahli dari AS, Jepang Perancis, Uni Eropa, Rusia dan Australia sudah melakukan penelitian di Bangka Belitung. Para ahli ini pun membenarkan tentang kemampuan wilayah ini dan para ahli Indonesia untuk membangun dan menghasilkan energi nuklir.
Memang selama ini ada pengembangan reaktor nuklir seperti di Serpong, Bandung dan Yogyakarta. Bahkan pembangunan PLTN Muria, namun semua terhambat ketika gejolak krisis ekonomi melanda Indonesia. PLTN Muria pada tahun 2007-2008 sempat akan dilakukan pengembangan lagi, tapi kondisi politik yang belum berubah.
(zal/van)
Sumber : http://www.detiknews.com/
Kamis, 30/12/2010 23:45 WIB
Saturday, 1 January 2011
IAEA Siap Bantu Indonesia Bangun PLTN

"Tentang rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia sesungguhnya kita tidak perlu ragu lagi untuk melangkah karena dunia bahu-membahu dalam membantu negara-negara yang berkeinginan membangun PLTN," kata konsultan pada Seksi Pengembangan Teknologi Nuklir IAEA, Jupiter S. Pane di Austria, dalam wawancara dengan surat elektronik, Kamis.
IAEA telah membentuk suatu tim khusus bernama Integrated Nuclear infrastructure Group (INIG) untuk membantu negara-negara berkembang secara sistematis dalam merencanakan pembangunan PLTN-nya, ujar Jupiter Pane.
INIG, lanjut Jupiter, telah membantu membahas status kesiapan infrastruktur negara-negara yang akan membangun PLTN seperti Jordania, Vietnam, Indonesia, dan Thailand melalui Misi INIR (Integrated Nuclear Infrastructure Review).
"Akan ada beberapa negara lagi yang akan di-review status kesiapan infrastrukturnya dalam waktu beberapa tahun ke depan ini," ujarnya.
Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa 60 negara berkembang telah menunjukkan keinginan membangun PLTN dan diperkirakan 15-30 PLTN dibangun sebelum 2030, seperti disampaikan Direktur jenderal IAEA pada Konferensi Umum ke-54.
Review status kesiapan infrastruktur Indonesia fase 1 telah dilakukan pada pertengahan Oktober 2009, dan hasilnya menunjukkan Indonesia siap melanjutkan ke fase 2.
Fase 2 itu yaitu melakukan persiapan untuk menyusun spesifikasi lelang sambil memperkuat ke -19 isu infrastruktur nuklir.
Namun sebelum melangkah pada pekerjaan tersebut harus ada keputusan "Go Nuclear" dari pemerintah terlebih dahulu serta tingkat penerimaan masyarakat yang cukup, sambungnya.
"Kekhawatiran tentang keselamatan PLTN hendaknya tidak lagi menjadi momok yang berlebihan, karena melalui Badan IAEA ini dunia bekerja untuk tidak pernah lalai mencegah terjadinya kecelakaan nuklir," kata Jupiter.
Kegagalan di suatu negara dalam mempertahankan keselamatan PLTN akan berdampak pada komunitas nuklir dunia. Karena itu IAEA membantu negara-negara berkembang membangun PLTN agar aman dan memenuhi faktor keselamatan serta digunakan untuk tujuan damai.
Jupiter S Pane adalah profesional yang ditugaskan Badan Tenaga Atom dan Nuklir Nasional di IAEA yang aktif mempersiapkan berbagai dokumen teknis untuk kegiatan INIG, Internasional Project on Innovative Nuclear Reactor and Fuel Cycle (INPRO) dan Nuclear Power Technology Development Section (NPTDS) serta Nuclear Power Engineering Section (NPES).
Sumber : http://www.antaranews.com/