Latest News

Wednesday, 30 March 2011

Indonesia Perlu PLTN

Yogyakarta (ANTARA News) - Kebutuhan energi listrik yang masih belum memadai dan merata di seluruh wilayah Indonesia mendorong pemikiran memanfaatkan nuklir sebagai alternatif pembangkit listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah salah satu solusi untuk dapat menciptakan energi yang cukup besar hingga mencapai seribu megawatt (MW) per unit.

"Dengan demikian, PLTN sebagai pemasok energi khususnya listrik dibutuhkan keberadaannya di Indonesia," kata pakar nuklir dari Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Andang Widi Harto.

Menurut dia, kapasitas listrik yang tersedia di Indonesia saat ini sebesar 30 ribu MW dan jumlah tersebut baru bisa memenuhi kebutuhan 60 persen wilayah di Indonesia.

Oleh karena itu, ke depan kebutuhan listrik diprediksi akan makin tinggi seiring dengan perkembangan industri.

Pada 2025 dibutuhkan sekitar 100 ribu megawatt listrik (MWE, megawatt electrical) sehingga Indonesia akan mengalami kekurangan pasokan sebesar 70 ribu MW.

Pemenuhan itu kemungkinan hanya bisa didapat dari energi nuklir, karena jika hanya mengandalkan geotermal, makrohidropower, dan tenaga surya, pasokannya tetap kurang.

Energi geotermal menghasilkan pasokan listrik sekitar 27 ribu MW.

Potensi sebesar itu tidak mungkin bisa dikembangkan seluruhnya atau hanya dapat terealisasi sekitar 9.000 MW.

Potensi energi makrohidropower yang dimiliki sekitar 75 ribu MW dan realisasinya hanya 10 ribu MW.

Total dari gabungan kedua energi itu hanya menghasilkan 19 ribu MW atau masih ada kekurangan pasokan sekitar 50 ribu MW, katanya.

Jika menggunakan energi surya, pada kapasitas satu gigawatt (GW) perlu luas area 20 kilometer persegi. Satu panel surya berukuran satu meter persegi hanya menghasilkan 50 watt listrik.

Namun, jika menggunakan PLTN, satu unitnya yang menghasilkan seribu MWE hanya memerlukan dua kilometer persegi area.

"Pasokan nuklir di tingkat dunia saat ini melebihi stok dan terdapat bank uranium. Hal itu merupakan kesempatan yang baik untuk dikembangkan jika didukung dengan persyaratan yang matang," katanya.

Dukung PLTN

Sehubungan dengan hal itu, Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mendukung rencana pemerintah membangun PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia.

"Pembangunan PLTN di Indonesia diharapkan bisa diarahkan untuk mengatasi kebutuhan energi di Indonesia yang cukup kritis," kata Ketua Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Sihana.

Pertimbangan untuk membangun PLTN tersebut berangkat dari prediksi kebutuhan listrik di masa datang yang tidak sepenuhnya bisa dipenuhi dari sumber daya lain.

Namun, menurut dia, pendirian PLTN di Indonesia memerlukan beberapa persyaratan yang matang.

"Belajar dari pengalaman reaktor nuklir di Jepang, Indonesia harus memikirkan berbagai antisipasi desain sistem keselamatan yang belum terpikirkan di negara lain," katanya.

Jepang memang telah memprediksi skala gempa tetapi tidak memikirkan mengenai antisipasi tsunami.

"Oleh karena itu, perlu dipikirkan hal-hal semacam itu, baik terkait tata ruang, sistem pendingin maupun beberapa persiapan teknis yang harus lebih baik," katanya.

Andang mengatakan pada prinsipnya sistem keselamatan pada PLTN meskipun bervariasi dalam konfigurasi tetap memiliki kemiripan yakni masih tergantung pada sistem suplai daya cadangan setelah "shutdown".

Artinya, masih tergantung pada mesin diesel darurat.

Oleh karena itu, kegagalan mesin diesel akan menimbulkan konsekuensi yang mirip dengan PLTN Fukushima Daichi, Jepang.

PLTN Fukushima merupakan PLTN generasi dua yang awal dengan sistem "boiling water reactor" (BWR) yang dibangun pada 1970.

Jenis-jenis yang lebih baru dari BWR meskipun masih termasuk generasi dua, telah mengalami perbaikan dibandingkan dengan jenis sebelumnya, antara lain ukuran pengukung yang lebih besar.

"Di Amerika Serikat (AS), misalnya, yang juga banyak mengoperasikan PLTN generasi dua, telah diterapkan prosedur `safeguard` tambahan yang memungkinkan operator mendinginkan teras dalam kondisi tanpa `back up` daya," katanya.

Pada kasus Fukushima, ledakan yang terjadi merupakan reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen, bukan ledakan nuklir.

Hal itu ditandai dengan rendahnya tingkat radiasi yang dilepaskan, sangat berbeda dengan ledakan bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Ledakan kimia hidrogen itu tidak sekuat ledakan uap pada reaktor Chernobyl pada 26 April 1986 di Uni Sovyet (sekarang Ukraina).

Pada reaktor Fukushima hanya melemparkan atap dan dinding gedung, sedangkan kerangka baja gedung masih utuh.

Kasus Fukushima terjadi di antaranya karena "lay out" mesin diesel ditempatkan secara integral, seharusnya, enam unit PLTN yang tersedia memiliki mesin diesel masing-masing.

Penempatan "lay out" mesin diesel tersebut perlu dilakukan agar sistem keselamatan tidak gagal ketika terjadi kerusakan atau mesin diesel tidak berfungsi.

"Selain itu, lokasi PLTN yang dibangun sebaiknya berada pada lokasi yang relatif lebih tinggi," katanya.

Pakar geologi dari UGM Subagyo Pramumijoyo mengatakan jika pemerintah tetap pada keinginan membangun reaktor nuklir PLTN, tentu dapat memilih tempat yang paling aman dari bencana, terutama gempa bumi.

Menurut dia, dengan berbagai pertimbangan ekonomi, Indonesia memang diharapkan bisa memiliki reaktor nuklir.

Indonesia tentu dapat belajar bagaimana membangun reaktor nuklir, tidak saja membangun, tetapi juga bagaimana bisa membekali para pengelola atau operator reaktor nuklir dengan disiplin tinggi.

"Operator reaktor nuklir perlu diberi pelatihan atau pendidikan khusus secara intensif. Dengan demikian, seorang operator diharapkan dapat mengelola reaktor nuklir dengan baik dan mampu mengambil keputusan yang bijaksana dalam segala macam situasi darurat," katanya.
(B015*H010/B009)

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/251768/indonesia-perlu-pltn

Tuesday, 29 March 2011

Batan: SDM Indonesia Cukup untuk Bangun PLTN

TANGERANG--MICOM: Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) mengungkapkan Indonesia sudah layak untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini.

"Saat ini, SDM yang dimiliki Batan sudah mencukupi bila nantinya PLTN terwujud dibangun," kata Kepala Biro Kerja sama Hukum dan Humas Batan, Ferhat Aziz, di Jakarta, Jumat (25/3).

Dikatakan, SDM yang nanti ditugaskan dalam pengoperasian PLTN, tidak hanya dari Batan melainkan dari PLN dan Kementerian ESDM. Gabungnya kedua pihak tersebut, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.

Belum lagi, sejumlah pakar yang telah sejak puluhan tahun sebelumnya sudah disiapkan. Sehingga, bila dibandingkan dengan negara seperti Korea, Vietnam dan Malaysia, maka Indonesia sudah sangat siap.

"Bila dibandingkan dengan negara tersebut dalam segi SDM, Indonesia sudah lebih siap. Hanya saja, pembangunannya lebih awal negara lain dibandingkan di sini," katanya.

Ditambahkan, hingga saat ini Batan masih menunggu realisasi pemerintah pusat dalam pembangunan PLTN. Sebab, Batan hanya bertugas untuk menyiapkan SDM dan studi kelayakan.

Meski diakuinya, pembangunan PLTN tidak dapat diwujudkan dalam jangka waktu pendek, karena harus melihat berbagai sektor lainnya seperti lingkungan dan iklim.

Karena ada 15 faktor yang harus menjadi perhatian dalam membangun PLTN di suatu daerah seperti halnya lokasi yang jauh dari tsunami, lokasi pun tidak berada di patahan gempa, jauh dari dampak bila terjadi gunung meletus, kondisi cuaca yang mendukung.

"Melihat peristiwa yang terjadi di Jepang, meski terjadi Tsunami namun bangunan PLTN tetap kuat karena sudah diperhitungkan segi buruknya. Namun di Indonesia, peluang membangun PLTN sangat luas karena banyak lahan yang dapat digunakan dan jauh dari dampak faktor tersebut," katanya.

Untuk daerah yang dinilai tepat dibangun PLTN, ia menyebutkan seperti Kalimantan, Bangka dan Laut Jawa Utara. "Lokasi tersebut, sangat jauh dari dampak seperti tsunami dan gunung merapi serta gempa. Jadi, sangat tepat," katanya.

Kemudian Farhet juga mengatakan bila membangun PLTN memang membutuhkan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan PLTU.

Karena, membangun PLTN harus memikirkan keamanan dan keselamatan. "Kalau dengan gempa 8 skala richter bangunan bisa hancur.

Maka PLTN harus dibuat untuk tahan gempa mencapai 9 skala richter. Jadi, itu yang mahal, karena keamanannya diutamakan," katanya.

Namun, bila PLTN nantinya sudah berjalan, maka biaya produksi yang dikeluarkan lebih murah dibanding dengan PLTU karena bahan bakar yang digunakan lebih murah harganya.

Hanya saja, membangun PLTN tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, perencanaan yang matang serta modal yang memadai merupakan faktor utama.

Diperkirakan, untuk membangun PLTN harus direncanakan saat ini dan baru dapat direalisasikan sekitar 10 tahun kemudian.

"Kalau saat ini semua setuju, maka 2025, Indonesia sudah bisa memiliki PLTN," katanya. (Ant/OL-3)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/212923/4/2/Batan_SDM_Indonesia_Cukup_untuk_Bangun_PLTN

Friday, 25 March 2011

BATAN: PLTN Dibutuhkan Atasi Krisis Listrik

Serang (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional berpendapat bahwa Indonesia memerlukan pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir untuk mengantisipasi krisis listrik di masa mendatang.

"Kapasitas energi listrik sekarang secara keseluruhan hanya sekitar 35 ribu megawatt, pada 2030 kita akan membutuhkan listrik sekitar 150 ribu megawatt. Untuk itu PLTN sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kekurangan tersebut," kata Direktur Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN A Sarwiyana Sastratenaya di Serang, Jumat.

Ia mengatakan, kebutuhan listrik di Tanah Air naik setiap tahunnya rata-rata sekitar 7.000 megawatt seiring pertumbuhan penduduk dan industri, sehingga tidak bisa mengandalkan sumber energi listrik dari batu bara, air, panas bumi, dan sumber lain yang potensinya terbatas. Solusinya adalah PLTN.

"PLTN itu untuk membantu sumber energi lain yang kapasitasnya terbatas, PLTN hanya sebagai energy security," kata Sarwiyana.

Saat ini, kata dia, di Indonesia ada beberapa rencana pembangunan PLTN yang sedang dalam kajian karena membutuhkan proses yang panjang di antaranya di Jepara, Bangka, dan Banten.

"Ini proyek pertama yang akan dibangun di Indonesia, namun masih dalam proses karena waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTN tersebut sekitar 10 hingga 15 tahun," katanya.

Menurut dia, ada sekitar 14 poin ketentuan atau persyaratan untuk menetapkan tempat pembangunan PLTN diantaranya aman terhadap gempa, tidak ada patahan bumi atau patahan tersebut lebih muda dari 126 ribu tahun, aman dari bahaya gunung berapi, tidak ada potensi tsunami dan berbagai ketentuan lain yang mengacu pada ketentuan badan tenaga atom internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA).

Sarwiyana mengatakan, acuan yang dipakai internasional saat ini untuk pembangunan PLTN adalah ketentuan IAEA yang dibuat 1980 karena lebih aman dan selalu diperbaharui jika ada kelemahan. Sedangkan PLTN di Fukushima Jepang yang rusak akibat tsunami belum mengacu kepada ketentuan itu karena PLTN tersebut dibangun sekitar 1967 dengan desain lama.

"Saya kira masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan rencana pembangunan PLTN tersebut karena semua melalui proses kajian yang mengacu pada ketentuan internasional," kata Sarwiyana.

Saat ini proses kajian rencana pemabangunan PLTN di Banten masih membutuhkan waktu cukup panjang atau sekitar tujuh tahun karena keterbatasan anggaran untuk melakukan kajian terrsebut.

Dumber : http://www.antaranews.com/berita/251369/batan-pltn-dibutuhkan-atasi-krisis-listrik

Thursday, 24 March 2011

PLTN di Indonesia Tidak Harus Dibatalkan

Pembangkit Fukushima Dai-Ichi sebelum tsunami terjadi

KOMPAS.com - Gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang Jumat (11/3/2011) lalu memang telah mengakibatkan krisis nuklir. Sistem pendingin tak berfungsi sehingga sejumlah reaktor terancam lumer. Jepang harus sekuat tenaga mendinginkan reaktor dan berjuang melawan radiasi zat radioaktif.

Melihat hal tersebut, beberapa kalangan di Indonesia menganggap bahwa PLTN adalah teknologi yang berbahaya. Dengan adanya beberapa wilayah Indonesia yang rawan gempa, maka dikhawatirkan kasus Jepang akan terulang di Indonesia.

Melihat kasus Jepang, haruskah pengembangan PLTN di Indonesia digagalkan? Benarkah tak bisa dipilih lokasi tertentu di Tanah Air yang tak rawan gempa sehingga pengembangan PLTN tetap bisa dilanjutkan?

Prof. Dr. Zaki Su'ud dari Kelompok Keahlian Nuklir dan Biofisika ITB, serta Dr. Irwan Meilano dari Kelompok Keahlian Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB membahasnya dalam konferensi pers di ITB 15 Maret 2011 lalu.

Irwan mengungkapkan perbedaan wilayah geografis Jepang dan Indonesia. Menurutnya, tak ada lokasi di Jepang yang tak rawan gempa sementara Indonesia masih punya wilayah berpotensi gempa rendah. Dengan demikian, PLTN masih bisa dikembangkan.

"Daerah-daerah inilah yang seharusnya digunakan untuk lokasi pembangunan PLTN," papar Irwan. Menurutnya, Jepang saja yang seluruh daerahnya berpotensi gempa 40 persen kebutuhan listriknya disuplai dari PLTN.

Irwan mengungkapkan, berdasarkan peta zonasi gempa, Indonesia memiliki wilayah berpotensi gempa rendah, yakni Bangka Belitung, Kalimantan, dan bagian utara Banten. Wilayah lain berpotensi gempa tinggi dan sedang.

Zaki mengatakan bahwa PLTN sebenarnya pantas dikembangkan. Dalam perbincangan dengan Kompas.com, tenaga nuklir memiliki kelebihan dibandingkan dibandingkan sumber energi alternatif lainnya.

"Jangan lupakan fakta bahwa nuklir adalah sumber energi murah. Listrik dari PLTN hanya dihargai Rp 300 s.d. Rp 350 per kWh. Bahkan, PLTN generasi keempat dapat menyediakan listrik dengan tarif Rp 150 s.d. Rp 200 per kWh," papar Zaki. "Inilah sebabnya pemerintah China saat ini menggalakkan pembangunan PLTN," lanjut Zaki.

PLTN juga menurutnya memiliki kelebihan karena tidak menghasilkan emisi karbon seperti sumber lainnya.

Zaki mengungkapkan, dalam membangun PLTN yang terpenting adalah belajar dari potensi bencana. "Buat desain yang meminimalisir terjadinya kerusakan akibat bencana. Pastikan margin of safety telah memadai," ungkapnya.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/03/21/2306146/PLTN.di.Indonesia.Tidak.Harus.Dibatalkan

Tuesday, 22 March 2011

Mengetahui Lebih Jauh Lagi Tentang Kecelakaan PLTN Fukushima

Pada hari Jumat,18 Maret 2011, NISA (Badan Pengawas Keselamatan Industri dan Nuklir Jepang) mengeluarkan informasi pada sekitar pukul 18.00 tentang dinaikannya level INES (International Nuclear Events Scale) dari level 4 menjadi level 5 dari skala 7. Peningkatan level ini dilakukan karena lebih dari 3% bahan bakar (fuel) telah mengalami kerusakan (damage). Menurut berita NHK, level 5 ini sama dengan level ketika terjadi kecelakaan pada Three Mile Island-2 (TMI-2) yang terjadi pada tahun 1979.

Namun pengumuman skala INES menjadi 5 oleh pemerintah Jepang ini tidak diikuti dengan perluasan daerah evakuasi seluas 20-30 km.

Perlu diketahui bahwa 350 mSv/hr adalah kriteria yang digunakan World Nuclear Association untuk merelokasi warga sejauh 300 km setelah peristiwa ledakan Chernobyl.

Hingga saat ini KBRI Tokyo juga belum mengubah rekomendasinya terkait penentuan radius evakuasi, yaitu tetap 50 km. Oleh karena itu, semua WNI di Jepang diminta untuk tetap tenang dengan tetap memperhatikan sumber-sumber informasi dari Pemerintah Jepang dan KBRI Tokyo.

Mengapa upaya evakuasi belum dilakukan? Ada 3 alasan yang dapat menjawab pertanyaan ini, adalah sebagai berikut :

1. Ledakan di unit 1 dan 3 adalah ledakan yang disebabkan oleh akumulasi gas Hidrogen.

Seiring dengan naiknya suhu bahan bakar akibat tidak berfungsinya sistem pendingin, terjadi oksidasi pada tube bahan bakar yang terbuat dari Zirconium alloy dengan reaksi sebagai berikut :

Zr + 2 H2O �> ZrO2 + 2 H2

Semakin tinggi suhu reaktor maka semakin tinggi pula laju reaksinya. Akibat akumulasi gas hydogen, tekanan reaktor meningkat.

Tekanan yang terlalu besar akan membahayakan integritas struktur reaktor. Oleh karena itu, operator Fukushima melakukan venting (membuka pressure relieve valve, katup penurun tekanan) dengan harapan tekanan di reaktor dapat dikurangi.

Dengan proses venting ini, hidrogen akan terakumulasi di antara sungkup reaktor (terbuat dari baja) dan bangunan reaktor (beton).

Hal inilah yang penyebab ledakan akibat akumulasi gas hydogen. Perlu ditekankan disini bahwa ledakan yang terjadi bukan ledakan yang disebabkan reaksi fisi dan ledakan ini terjadi di luar reaktor, sehingga tidak ada peningkatan zat radioaktif pasca ledakan.

2. Kejadian meningkatnya level radioaktif yang drastis sebesar 400 mSv/hr, disebabkan karena kolam tempat menyimpan bahan bakar yang telah digunakan kehabisan air akibat kebakaran yang terjadi di unit 4. Air dalam kolam habis, zat radioaktif bahan bakar yang telah digunakan inilah yang menyebar ke lingkungan.

Perlu diperhatikan disini bahwa, bahan bakar yang sudah dipakai (spent fuel) selalu disimpan terlebih dahulu di dalam kolam di sebelah reaktor sebelum dikirim kesuatu tempat untuk di daur ulang. Zat radioaktif akan tetap aman apabila berada di dalam permukaan air.

Pada saat terjadi gempa tanggal 11 Maret 2011, PLTN Fukushima Unit 4 sedang tidak berfungsi. Tidak seperti Unit 1, 2, dan 3, unit 4 dalam keadaan maintenance sejak 30 November 2010 atau bahan bakar telah berada di kolam sekitar 100 hari yang lalu.

60% spent fuel disimpan di kolam ini (34% di masing-masing reaktor, 6% di kontainer kering). Bahan bakar ini mengadung zat radioaktif yang sangat tinggi dan energi panasnya pun masih sangat besar.

Akibat energi panas yang besar ini di dalam bangunan unit empat terlihat 2 kali mengeluarkan asap, pada tanggal 15 Maret 2011 dan 16 Maret 2011 jam 06:00. Suhu air kolam berubah dari 25 derajat celcius menjadi 84 derajat celcius.

Hal ini murni karena kelalaian para pekerja disana. Namun masalah ini segera dapat diselesaikan dan level radioaktif kembali ke level semula.

3. Tidak terjadi kebocoran pada reaktor. Intensitas zat radioaktif sebesar ratusan mikro-sievert disebabkan oleh ber-difusi-nya partikel-partikel kecil zat radioaktif. Tidak adanya bangunan beton tebal akibat ledakan menyebabkan intensitas zat radioaktif disekitar pembangkit meningkat.

Karena alasan inilah Jepang yakin dan mampu untuk mencegah zat radioaktif menyebar lebih luas lagi.

Sumber : http://konversi.wordpress.com/2011/03/15/mengetahui-lebih-jauh-lagi-tentang-kecelakaan-pltn-fukushima-dan-kekhawatiran-kita-pun-mereda/

Saturday, 19 March 2011

Habibie: Jangan Buru-buru Tolak PLTN

Metrotvnews.com, Semarang: Mantan Presiden B.J. Habibie menilai sebaiknya jangan buru-buru menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyikapi krisis nuklir yang terjadi di Jepang.

"Lihat dulu hasil kajian pakar tentang energi nuklir, terutama di dua negara, yakni Jepang dan Prancis," kata Habibie usai kuliah umum "Perkembangan Teknologi dan Wawasan Indonesia" di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/3).

Menurut dia, para pakar saat ini tengah mengkaji pemanfaatan PLTN di Jepang dan Prancis. Dua negara itu paling besar berinvestasi dalam pemanfaatan energi nuklir. Jepang dan Prancis selama ini sangat tergantung dengan energi nuklir, terutama untuk menghasilkan energi listrik buat industri.

"Kalau kemudian mereka (Jepang dan Perancis, red) harus mematikan begitu saja (pemanfaatan energi nuklir) tidak mungkin bisa, sebab pergerakan dunia industri di negara itu akan macet," katanya.

Begitu tergantungnya dua negara itu terhadap energi nuklir, kata dia, butuh waktu untuk memutuskan apakah tetap memanfaatkan nuklir atau tidak, belum ada energi pengganti lain yang sanggup mencukupi.

Karena itu, Habibie mengatakan perlu melihat hasil kajian dari pakar terkait pemanfaatan nuklir di dua negara itu, terlebih setelah melihat dampak kerusakan PLTN di Fukushima, Jepang akibat gempa bumi dan tsunami.

Ditanya urgensi pembangunan PLTN di Indonesia, ia mengatakan perlu menunggu hasil kajian pakar dari pemanfaatan nuklir didua negara itu secara objektif dan jangan langsung menolak pembangunan PLTN.

Ia menjelaskan urgensi pembangunan PLTN sebenarnya berkaitan dengan aspek ekonomi dan kebutuhan energi sehingga perlu melihat terlebih dulu hasil kajian, tanpa terburu-buru mengatakan pembangunan PLTN adalah hal tabu.

"Saya tidak menolak (pembangunan PLTN, red.), namun sebaiknya tetap harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Tidak menolak, namun tetap kritis, lihat dulu bagaimana hasil kajian di dua negara itu," kata Habibie.(Ant/ICH)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2011/03/19/45880/Habibie-Jangan-Buru-buru-Tolak-PLTN

Tuesday, 15 March 2011

IAEA: Tak Ada Indikasi Kebocoran Nuklir Jepang Saat ini

Wina - Lembaga Atom Perserikatan Bangsa-Bangsa menilai saat ini, belum ada indikasi kebocoran nuklir dalam ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima, Jepang. Namun situasi bisa saja berubah.

"Kami tidak mendapat indikasi ada kebocoran nuklir saat ini," ujar Direktur Keselamatan Reaktor Nuklir IAEA (International Atomic Energy Agency), James Lyons dalam jumpa pers seperti ditulis AFP, Senin (14/3/2011).

Namun Lyons memberi catatan, jika situasi di reaktor Nuklir tersebut sangat dinamis. Sehingga masih ada kemungkinan-kemungkinan lain.

Berbeda Dengan Chernobyl

IAEA juga menduga jika kerusakan reaktor nuklir di Fukushima, tidak akan berakibat fatal seperti bocornya reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina tahun 1986 silam. Di Chernobyl, ratusan ribu orang terkena radiasi akibat bocornya reaktor tersebut.

Kepala IAEA Yukiya Amano menegaskan PLTN Fukushima akan mematikan reaktornya secara otomatis saat terjadi bencana alam.

"Tidak ada kemungkinan reaktor masih terus bekerja," kata Amano.

Selain itu, reaktor di Fukushima juga mempunyai benjana pengaman. Hal ini tidak dimiliki reaktor Chernobyl. "Walau ada dua ledakan, ini masih aman," terangnya.

Senin (14/3), reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi, Jepang, meledak lagi. Ledakan berasal dari reaktor nomor 3.

Asap tampak membumbung dari PLTN tersebut. Badan Nuklir Jepang mengkonfirmasikan ledakan tersebut terjadi di reaktor nomor 3 di reaktor nuklir Daiichi di Fukushima. Namun ledakan itu tidak sampai merusak tempat reaktor.

Sumber : http://www.detiknews.com

Friday, 11 March 2011

Introduction Of The Open Source Definition

Open source doesn't just mean access to the source code. The distribution terms of open-source software must comply with the following criteria:

1. Free Redistribution

The license shall not restrict any party from selling or giving away the software as a component of an aggregate software distribution containing programs from several different sources. The license shall not require a royalty or other fee for such sale.

2. Source Code

The program must include source code, and must allow distribution in source code as well as compiled form. Where some form of a product is not distributed with source code, there must be a well-publicized means of obtaining the source code for no more than a reasonable reproduction cost preferably, downloading via the Internet without charge. The source code must be the preferred form in which a programmer would modify the program. Deliberately obfuscated source code is not allowed. Intermediate forms such as the output of a preprocessor or translator are not allowed.

3. Derived Works

The license must allow modifications and derived works, and must allow them to be distributed under the same terms as the license of the original software.

4. Integrity of The Author's Source Code

The license may restrict source-code from being distributed in modified form only if the license allows the distribution of "patch files" with the source code for the purpose of modifying the program at build time. The license must explicitly permit distribution of software built from modified source code. The license may require derived works to carry a different name or version number from the original software.

5. No Discrimination Against Persons or Groups

The license must not discriminate against any person or group of persons.

6. No Discrimination Against Fields of Endeavor

The license must not restrict anyone from making use of the program in a specific field of endeavor. For example, it may not restrict the program from being used in a business, or from being used for genetic research.

7. Distribution of License

The rights attached to the program must apply to all to whom the program is redistributed without the need for execution of an additional license by those parties.

8. License Must Not Be Specific to a Product

The rights attached to the program must not depend on the program's being part of a particular software distribution. If the program is extracted from that distribution and used or distributed within the terms of the program's license, all parties to whom the program is redistributed should have the same rights as those that are granted in conjunction with the original software distribution.

9. License Must Not Restrict Other Software

The license must not place restrictions on other software that is distributed along with the licensed software. For example, the license must not insist that all other programs distributed on the same medium must be open-source software.

10. License Must Be Technology-Neutral

No provision of the license may be predicated on any individual technology or style of interface.

Sumber : http://www.opensource.org/docs/osd

Thursday, 10 March 2011

Mengoptimalkan Potensi Diri Dengan Memahami Fungsi Internet

Ibarat dua mata pisau, internet dapat membawa dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Dampak negatif biasanya muncul manakala seseorang belum memahami betul fungsi internet untuk kebutuhannya, padahal teknologi pada dasarnya diciptakan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan manusia. Karena itu pemahaman seseorang terhadap fungsi internet sangat berpengaruh terhadap optimalisasi potensi dirinya.

Media Informasi

Internet telah membuat dunia menjadi tanpa batas. Informasi dari dan untuk seseorang bisa dikirimkan dan diterima dari belahan dunia manapun. Kita patut berterimakasih pada internet dalam hal ini. Sumbangsihnya sangat luar biasa dalam dunia informasi. Bahkan saat ini, dengan kecepatan aksesnya, internet bisa jadi menjadi sumber informasi yang utama, bersaing dengan media cetak dan buku.

Berbagai bidang kehidupan sangat tertolong dari informasi melalui internet. Sebut saja bidang bisnis, ekonomi, penerbangan, politik, seni, sosial budaya, hukum, lingkungan, kondisi alam, cuaca, pendidikan dan banyak lagi. Internet telah membudaya dari berbagai kalangan, dari pebisnis hingga ibu rumah tangga. Dalam dunia pengasuhan anak, orangtua muda tak lagi sepenuhnya tergantung pada ibu atau neneknya untuk mengasuh bayi mereka. Dalam dunia pendidikan, telah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan program SIS (sistem informasi sekolah) yang dikeluarkan telkomsel dengan citra mandiri infokom (CMI) sejak 2 mei 2010. Siswa dapat mengakses info absensi, nilai harian. Pembayaran, wali kelas, penerimaan siswa baru, kenaikan dan kelulusan

Tak hanya orang dewasa yang telah akrab dengan gadget yang terkoneksi internet (notebook dan ponsel), anak-anak yang lahir di era digital (disebut sebagai native digital) sangat cepat menguasai perangkat digital. Dengan sifat eksplorasinya, anak-anak dapat menemukan laman-laman baru dan mempelajari banyak hal dari sana. Anak belajar menulis dan membaca lebih cepat, juga menyerap informasi-informasi pengetahuan dengan cara yang menyenangkan.

Dengan fungsinya sebagai sumber informasi yang tiada batas, pengguna sangat diuntungkan dengan dengan kecepatan akses dan kelengkapan informasi. Berbagai informasi telah tersedia di mesin pencari, tinggal masukkan kata kunci dan informasi yang akan cari akan muncul. Jumlahnya ribuan, dari berbagai sumber dan kadangkala pro-kontra. Disini pengguna internet sebaiknya mengetahui situs-situs mana yang terpercaya, kalaupun itu blog pribadi, harus jelas sumbernya.

Media Sosial dan Komunikasi

Fungsi internet yang kedua adalah sebagai media sosial dan komunikasi. Sekian juta orang telah terbantu terhubung dengan teman, saudara ataupun klien yang baru dikenalnya melalui situs jejaring sosial. Seseorang juga dapat memanfaatkan blog untuk memberikan informasi langsung dari dirinya, dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan gratis.

Blog berfungsi sebagai catatan harian. Blog merupakan media sosial yang punya daya besar untuk mengembangkan kehidupan sosial sekaligus mengembangkan kapasitas pribadi orang-orang yang memanfaatkannya. Dengan menulis seseorang mengoptimalkan kemampuan berpikirnya dan fungsi-fungsi psikis lainnya. Blog pada akhirnya menjadi jurnal harian yang tak hanya bermanfaat bagi si penulis, tapi juga pembaca internet lainnya. Sebagai contoh, bagi seorang ibu, menulis menjadi cara ampuh untuk kembali ke pusat dirinya setelah mengalami berbagai perubahan dalam dirinya, dari kehamilan, melahirkan dan mengasuh anak. Dengan menulis (di blog) seorang ibu mengaktualisasi dirinya. Tidak sedikit buku-buku yang terbit dari catatan harian seseorang di blog. Begitupun blog yang laris dikunjungi pengguna internet, akan berpeluang mendatangkan uang karena banyak iklan yang ingin tampil di blog tersebut.

Perkembangan komunitas digital dapat membentuk karakteristik suka berbagi, berempati dan kritis. Diwaktu yang sama kritis harus diimbangi dengan sikap bijak. Masih lekat di ingatan kita kasus Prita Mulyasari yang karena curhatnya di internet membawanya ke dalam masalah hukum. Ketika dua seseorang sudah tak terbatas, ia juga harus mempertimbangkan banyak hal ketika akan menampilkan sesuatu dalam blognya.

Dalam media jejaring seseorang, siapapun berhak berekspresi. Namun ekspresi tersebut tidak selalu tampak menyenangkan dibaca oleh orang lain dalam koneksinya. Tweet atau status yang bernada negatif tak selamanya berdampak negatif asalkan informasi yang diberikannya akurat. Pemilihan following atau friendlist yang dapat dipercaya sangat menentukan keakuratan informasi yang anda dapatkan. Mood seseorang dapat terpengaruh hanya dengan membaca tweet atau status orang lain. Tweet atau status yang bernada kecewa dan amarah yang terus menerus dapat membuat anda terbawa kesal. Karena itu penting untuk menyaring tweet following mana yang disembunyikan dari timeline, atau status Facebook siapa yang tak perlu muncul di beranda, setidaknya sampai emosi orang tersebut membaik. Sebaliknya informasi yang positif, status atau tweet yang penuh semangat akan menyebarkan semangat itu pada pembacanya. Dengan kata lain, situs jejaring sosial dapat membentuk pencitraan diri seseorang.

Kemajuan teknologi memang berdampak positif sebab membuka akses seluas-luasnya dan informasi selengkap-lengkapnya. Orang-orang terhubung dalam hitungan detik. Namun internet tidak memiliki aspek emosional, berbeda jika kita berbicara langsung dengan seseorang. Kecerdasan teknologi internet biasanya tidak diikuti dengan kecerdasan sosial penggunanya. Komputer dan HP memang sangat menyita fokus seseorang, sehingga mengurangi interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya. Bahkan tidak sedikit net generation ini menderita kecanduan internet yang parah. Bukan pemandangan aneh saat ini jika seseorang berbicara dengan lawan bicaranya sambil mata menatap ke layar ponsel di tangan kanannya. Atau dalam situasi rapat, pesertanya masing-masing konsentrasi pada laptopnya, yang mungkin saja berkelana di dunia maya. Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran dari masing-masing orang bahwa jangan sampai manfaat internet sebagai media yang berhasil mendekatkan yang jauh, menjadi bumerang karena dampak negatifnya yaitu menjauhkan yang dekat (membuat seseorang cuek dengan orang di sekitarnya).

Media Hiburan

Fungsi internet sebagai media hiburan paling banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja, dan sebagian orang dewasa. Bentuk hiburan yang ditawarkan mulai dari video hingga game online. Telah banyak dikeluhkan oleh para orangtua tentang anak-anaknya yang kecanduan game online, adegan kekerasan atau situs porno. Tantangan bagi para orangtua untuk mengarahkan anak-anaknya berinternet sehat. Beberapa aplikasi bersifat edukatif dan rekreatif untuk anak yang sangat disukai cukup membantu orangtua menjaga anak-anaknya dari aplikasi atau situs dewasa.

Orangtua juga seharusnya memahami betul kebutuhan internet anak, sehingga ketika memberikan gadget disesuaikan dengan kebutuhan anak pada usianya. Penelitian Yayasan Kita dan Buah Hati di tahun 2010, 80% orangtua memberikan gadget tanpa alasan. Seharusnya pemberian gadget disertai dengan alasan yang tepat, serta peraturan kapan boleh dipakai dan berapa lama. Bukan sekedar mengikuti tren teman-teman sekolahnya.

Dalam majalah Ayahbunda No 24/ 6 Desember 2010 disebutkan jumlah penggunaan notebook perhari untuk anak dibawah 3 tahun adalah 0 jam untuk menghindarkan paparan radiasi, 3-5 th maksimal 30 menit, 5-7 tahun maksimal 2 jam, 7-10 tahun pasang software filter, tempatkan komputer di tempat mudah terpantau, 10-12 tahun saat tepat mengenalkan anak pada fungsi internet untuk membantu tugas sekolah atau menemukan hal-hal berkaitan hobi mereka. Anak mulai mengasah kemampuan nalar berpikir mereka sehingga akan membentuk nilai dan norma yang dipengaruhi oleh teman-temannya.

Dampak negatif internet tak perlu membuat orangtua paranoia. Orangtua harus mempunyai bekal menghadapai teknologi dan dampak negatif dari gadget dan internet. Parenting software tertentu dapat membatasi jam online anak, juga melindungi anak dari situs-situs pornografi. Dua software yang bisa digunakan antara lain norton online dan K9 yang bisa diunduh dari www.internetsehat.org. Ada juga antivirus yang dilengkapi parental control misalnya Kaspersky Internet Security 2011. Orangtua akan mendapatkan notifikasi jika ada informasi data pribadi yang disampaikan, misalnya kaalau anak membuka facebook dan memasukkan nomor telepon rumah, orangtua akan mendapatkan warning tanpa sepengetahuan anak.

Internet Sehat dan Aman

Selain memahami betul fungsi internet, satu yang harus paling diingat dari pengguna internet adalah faktor keamanan. Karena sifatnya yang terbuka dan bisa diakses oleh siapapun, internet menjadi rawan kejahatan, terutama sehubungan dengan informasi pribadi seseorang seperti nomor telepon, alamat rumah, jadwal kegiatan dan foto. Sudah sering terjadi keteledoran pengguna internet justru merugikan dirinya sendiri.

Seperti yang beberapa bulan lalu terjadi pembobolan sistem keamanan atm di beberapa bank. Sistem perbankan internet tidak sepenuhnya aman dari tindak kejahatan ataupun kesalahan sistem yang dapat merugikan nasabah. Titik terawan yang diserang adalah nasabah, selain karena sistem komputer di bank lebih baik, komputer nasabah umumnya digunakan untuk berbagai hal sehngga rentan diserang dan dikontrol pihak lain. Apabila perampok berhasil mencuri sertifikat digital nasabah, sistem keamanan bank tidak mampu lagi melindungi dari nasabah.

Kasus penculikan juga marak. Penculik dipermudah dengan informasi yang diperolehnya melalui update status tentang keberdaan seseorang, lokasi yang tercantum dari tempat postingan tweeter dibuat, atau setelah seseorang check-in di foursquare. Tidak semua orangtua yang memberikan smartphone pada anaknya sadar bahwa disana terdapat GPS (Global Potitioning System) yang bisa ketahuan lokasinya, sehingga membahayakan bagi si anak jika ada yang berniat menculiknya.

Sadarkah anda, bahwa setiap foto dan video yang diunggah berarti sudah tidak bisa ditarik kembali? Mungkin saja pemilik telah menghapusnya dari blog atau akun pribadi, tetapi sebelum itu dilakukan, foto tersebut mungkin juga telah diunduh oleh orang lain di belahan bumi lain.

Pengetahuan akan celah-celah ini seharusnya dikuasai oleh setiap pengguna internet sehingga tidak sembarangan dalam menayangkan informasi mengenai diri dan keluarganya di dunia maya. Dengan pemahaman yang baik akan internet sehat dan keamanannya, seseorang dapat meningkatkan potensi dirinya melalui dunia maya.

Dikutip dari : http://murtiyarini.blogdetik.com

Saturday, 5 March 2011

Potensi Energi Biomassa Untuk Listrik

Indonesia memiliki potensi energi sebesar 885,2 juta Gigajoule (GJ) pertahun dari potensi limbah biomassa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Hal ini diungkapkan Direktur Bioenergi, Maritje Hutapea dalam Seminar Mechanical Fair 2011, dengan Tajuk Menuju Indonesia Mandiri, di Pusat Studi Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Depok, Jumat 04 Maret 2011."Kita memiliki potensi biomassa yang besar,"ujar dia.

Dia menjelaskan, potensi kalori sebesar itu diperoleh diantaranya jenis limbah peremajaan kebun karet (496,0 juta GJ pertahun), sisa lodging (11,0 juta GJ pertahun), limbah industri penggergajian kayu (10,6 juta GJ pertahun), tandan kosong kelapa sawit (15,4 juta GJ pertahun), sabut sisa kelapa sawit (35,3 juta GJ pertahun), cangkang buah sawit (17,2 juta GJ pertahun), bagas tebu (78,0 juta GJ pertahun), sekam padi (179,0 juta GJ pertahun), tempurung kelapa (18,7 juta GJ pertahun) serta sabut kelapa (24,0 juta GJ pertahun).

Sementara untuk potensi produksinya, menurut Maritje, pertahunnya 65,7 juta ton pertahun, dengan rincian dari peremajaan kebun karet (31,0 juta ton pertahun), sisa lodging (1,2 juta ton pertahun), limbah industri penggergajian kayu (1,1 juta ton pertahun), tandan kosong kelapa sawit (3,5 juta ton pertahun), sabut sisa kelapa sawit (3,7 juta ton pertahun), cangkang buah sawit (1,3 juta ton pertahun), bagas tebu (6,5 juta ton pertahun), sekam padi (14,3 juta ton pertahun), tempurung kelapa (1,1 juta ton pertahun) serta sabut kelapa (2,0 juta ton pertahun).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Luluk Sumiarso mengatakan pemerintah fokus dalam pengembangan energi biomassa sebagai salah satu energi baru terbarukan.

Menurut dia, selama ini energi terbarukan khususnya biomassa hanya dipandang sebagai energi alternatif pandangan ini merupakan dosa besar mengingat cadangan energi terbarukan seperti panas bumi, air, matahari dan biomassa melimpah tetapi tidak dimanfaatkan.�Sebelumnya kita hanya menganggap energi terbarukan hanya sebagai energi alternatif, pandangan ini harus dirubah, terutama biomassa tidak boleh lagi menjadi energi alternatif yang sederhana tetapi menjadi fokus�ujar dia

Luluk menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar bioenergi, seperti berbagai jenis tanaman untuk pengembangan biofuel, potensi besar kotoran ternak, limbah pertanian dan biogas limbah industri dan biomassa kota dan limbah pertanian. Guna mendorong penggunaan bioenergi,lanjut dia, pemerintah telah mengambil langkah-langkah tertentu, seperti mengeluarkan kebijakan dan peraturan pada pengembangan bioenergi."Kami sangat menyadari bahwa masih terdapat beberapa kendala yang harus diatasi,"tandasnya.

Dengan visi yang dicanangkan 25/25, menurut dia, pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan penggunaan energi terbarukan sampai 25 persen dari keseluruhan konsumsi energi pada 2025, dengan demikian sektor energi diharapkan dapat memberi kontribusi 5,13 persen terhadap target pengurangan emisi nasional. "Ini adalah komitmen besar,bukan hanya bicara angka besar, tetapi kita berbicara ambisi lebih untuk mengubah paradigma,"kata Luluk.

Selama ini, kata dia, masyarakat terlalu bergantung pada penggunanaan energi fosil yang disubsidi dalam jumlah besar serta dibayar dengan biaya berapapun, padahal uang ini dapat dialokasikan kepada hal lain diantaranya kesehatan dan pendidikan.

Sumber : http://www.energiterbarukan.net

Tuesday, 1 March 2011

Tipe kecepatan koneksi internet melalui handphone

Pembahasan yang lalu mengenai berbagai koneksi internet, untuk koneksi internet melalui handphone terdapat beberapa tipe dan kecepatan. Jaman sekarang hampir semua orang memiliki smartphone yang terhubung ke internet. Hal ini membuat mereka yang aktif dapat selalu up to date terhadap berita, email, live chat, update price untuk broker, update kegiatan melalui twiter, update facebook dan lain-lain.

Uraian berikut menjelaskan beberapa tipe kecepatan koneksi internet melalui handphone.

Untuk kecepatan koneksi di handphone GSM (Global System for Mobile):

GPRS = General Packet Radio Service
Layanan tambahan dari GSM network dalam rangka peningkatan kecepatan akses data dari maksimum 9,6 kbps menjadi maksimum 56 kbps. Jangan lupa istilah �kecepatan maksimum� ya. Yang artinya kalo dia menduduki satu TRX sendirian, maka kecepatannya bisa �segitu�. Tapi begitu harus berbagi, maka �segitu� tadi harus dibagi dengan tetangga pengguna. Semakin banyak pengguna, semakin sedikit jatah kita.

EDGE = Enhanced Data rates for GSM Evolution
Teknologi peningkatan dari GPRS yang sering disebut 2,75G. Di teknologi EDGE ini kecepatan maksimum data rates bertambah menjadi 236 kbps. Kondisi ini tercapai kalo kita hanya sendirian menduduki satu TRX di BTS itu ya.

UMTS = Universal Mobile Telecommunication System
UMTS adalah nama standard sistem telekomunikasi. UMTS menjanjikan standard pelayanan telekomunikasi bergerak (voice dan sms) serta data bearer yang lebih mutakhir dari sisi kecepatan, protokol dan koneksi. UMTS mensyaratkan data bearer speed 144 kbps (satelit dan rural jarak jauh), 384 kbps di pemukiman dan 2 Mbps di indor dan rural jarak dekat. 3G = Third Generation. Adalah implementasi UMTS di lapangan. Menjanjikan kecepatan data sebesar 384 kbps maksimum downlink (64 kbps uplink) disamping standar pelayanan voice dan sms.

HSDPA = High Speed Downlink Packet Access
Sering disebut 3,5G karena kemampuan downlink yang lebih tinggi dari 3G yaitu hingga 1,8 Mbps (upload 384 kbps). Namun kecepatan data setinggi ini terpaksa dilakukan dengan mengorbankan coverage signal yang jauh lebih pendek dari normalnya coverage GSM. Kecepatan HSDPA 3.5 G adalah sebesar 3,6 Mbps downlink speed, dan 384 kbps uplink speed. Dan ada yang hingga 7,2 Mbps.

HSPA = High Speed Packet Access
HSDPA Fhase 2, yaitu kecepatan untuk uplink ditambah atau HSUPA [ high speed uplink packet access ] . Beberapa sistem membutuhkan HSUPA, misal network server di central office yang melayani banyak cabang di lain tempat dengan wireless, maka paling cocok koneksi di sisi itu adalah HSUPA. kecepatan download data (DownLink Speed) juga ditingkatkan menjadi 14.4 Mbps dan kecepatan up load data (UpLink Speed) hingga 1.4 Mbps. [ Tertinggi saat ini September 2009 ]

Untuk kecepatan tipe CDMA (Code Division Multiple Access):

Beberapa tahun belakangan ini terjadi perdebatan di dunia per-telekomunikasi-an sejak kehadiran teknologi CDMA sebagai solusi tandingan dari teknologi GSM. Walaupun saat ini perangkat CDMA yang digelar di tanah air baru berupa CDMA-2000-1x, namun gaung yang terdengar di masyarakat bahwa CDMA adalah 3G. Hal ini bukan tanpa sebab, karena masyarakat selama ini sudah akrab dengan telepon genggam GSM/GPRS yang notabene adalah 2G/2.5G. Sehingga cukup beralasan jika teknologi CDMA yang muncul belakangan di anggap sebagai 3G. Pelaku bisnis CDMA termasuk operator dan pabrik pembuat juga gencar melakukan promosi 3G yang sah-sah saja untuk merebut pasar telepon seluler yang ramai ini.

CDMA 2000 1x masih merupakan teknologi alternatif dari GSM dan GPRS yang dikenal dengan teknologi 2G/2.5G. Awalnya dikenalkan teknologi CDMA one yang banyak dimanfaatkan sebagai �fix wireless�. Kemudian seiring dengan perkembangan pasar seluler yang menggiurkan namun di sisi lain ada keterbatasan bandwith GSM, maka dikenalkanlah ke masyarakat telepon selular berbasis CDMA 2000 1x. Operator-operator selular baru muncul di Indonesia mengusung teknologi ini yang promosinya mulai gencar satu tahun belakangan sejak tahun 2004 dengan tarifnya sangat bersaing. Memang pada kenyataannya secara teoritis selain untuk komunikasi suara, kecepatan data (bit-rate) CDMA 2000 1x bisa mengungguli GSM/GPRS (lihat grafik). Kecepatan ini sudah cukup misalnya untuk aplikasi video streaming.

Dari kecepatan CDMA 2000 terbagi lagi ke beberapa tipe :
CDMA2000 1xRTT � Spesifikasi 1xRTT dikembangkan oleh Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2), sebuah kerjasama yang terdiri dari lima badan standard telekomunikasi: CWTS di China, ARIB dan TTC di Jepang, TTA di Korea dan TIA di Amerika Utara. CDMA 2000 1xRTT menawarkan layanan dengan kecepatan hingga 153 kbps dalam rentang spektrum yang kecil (1,25 MHz per carrier).

CDMA2000 1xEV-DO � 1xEV-DO (EVDO : Evolution Data Only), juga dikenal dengan 1X-EV Phase One, adalah sebuah peningkatan dengan meletakkan suara dan data pada kanal yang terpisah guna menyediakan pengiriman data pada kecepatan 2.4 Mbit/s.

CDMA2000 1xEV-DV - EV-DV (EVDV : Evolution Data Video), atau 1X-EV Phase Two menjanjikan kecepatan data berkisar dari 3Mbps hingga 5Mbps. Hingga kini telah ada 8 proposal yang dikirim ke komite standar 3GPP2 untuk rancangan EV-DV.

CDMA2000 3xRTT � 3xRTT adalah sebuah standar IMT-2000 (3G) yang disetujui ITU. Ia adalah bagian dari apa yang disebut ITU sebagai IMT-2000 CDMA MC. Ia menggunakan spektrum 5 MHz untuk memberikan kecepatan data berkisar antara 2 hingga 4 Mbps.

Pada Revisi 0 kecepatan downlink 2,4 Mbps dan uplink 153 kbps, sedangkan CDMA2000 1x kecepatan donwlink dan uplink hanya 153 kbps. Teknologi terakhir ini yang masih digunakan keempat operator CDMA di Indonesia, sementara mereka baru akan meningkatkan kemampuan menjadi CDMAa2000 1xEV-DO

Teknologi yang disebut dengan CDMA2000 1xEV-DO Revision B ini mampu melakukan transmisi data maksimal sampai 73,5 Mbps. Kemampuan ini kira-kira mampu mentransfer data pada sebuah CD-ROM yang berkapasitas sekitar 650 megabit (Mb) dalam waktu kurang dari sembilan detik melalui udara. Kecepatan ini dapat dari berita Bakrie news http://www.bakrie-brothers.com/news.php?id=3653