Latest News

Thursday, 30 June 2011

Untuk Gantikan BBM Pemerintah akan Gunakan Batubara Cair

Butuh payung hukum yang kuat dan dukungan dari presiden. Pemerintah berencana menggunakan batubara cair untuk mengurangi beban penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin meningkat. �Kita harus mengurangi konsumsi Bahan bakar Minyak, salah satunya adalah bagaimana batubara bisa kita cairkan kemudian kita jadikan BBM dimana nantinya bisa menggantikan pemakaian BBM,� kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro seusai bertemu wapres Jusuf Kalla di Jakarta, Senin.

Menurut Purnomo untuk itu, ia membutuhkan payung hukum yang kuat dan kebijakan secara nasional oleh Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla. Namun ketika ditanyakan payung hukum seperti apa yang diinginkannya, Purnomo belum bisa menjawab karena ia harus mempresentasikan hal ini kepada Presiden Yudhoyono setelah kunjungan ke luar negeri.

�Yang jelas hal itu perlu dukungan dari Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk keluarkan kebijakan untuk menggantikan BBM ini,� kata Purnomo.

Menurut rencana produksi batubara cair tersebut akan dilakukan di Sumatra Selatan karena memiliki cadangan batubara yang sangat besar. Saat ini cadangan batubara Indonesia sangat besar masih sekitar 70 tahun. Untuk itu bisa digunakan sebagai pengganti BBM yang untuk kebutuhan nasional saat ini mencapai 85,6 juta kilo liter per tahun. Penggunaan batubara cair, tambah Purnomo, saat ini juga telah dilakukan di Afrika Selatan.

Sementara itu menanggapi peran OPEC akibat harga minyak dunia yang terus meningkat, Purnomo mengatakan OPEC tidak bisa lagi lakukan kontrol atas harga minyak dunia.

OPEC, tambahnya saat ini hanya memiliki pangsa pasar minyak dunia sebesar 40 persen. �OPEC tidak bisa berdaya dengan penjualan minyak yang tak bisa dikontrol,� katanya. Meskipun, tambahnya saat ini OPEC telah berusaha untuk menaikan produksinya hingga 500 ribu barel. Sejauh ini, tambahnya pemerintah Indonesia setuju dengan segala usaha apapun juga untuk menurunkan harga minyak dunia.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan ketatnya produksi minyak dunia, harga minyak di pasar dunia pada triwulan keempat tahun 2005 menurut perkiraan pengamat perminyakan, Dr Kurtubi, bisa mencapai 60 dolar AS per barel.

�Sekarang kita sudah masuk ke triwulan kedua tetapi harga minyak masih bertahan pada 55 dolar AS. Saya khawatir kalau selama triwulan ini harga tetap bertahan pada kisaran itu, harga minyak pada triwulan ketiga dan keempat akan jauh melebihi perkiraan saya,� katanya kemarin.

Jika pada triwulan kedua tahun 2005 harga minyak dunia masih berkisar 55 dolar per barel maka, menurut dia, Indonesia dan dunia harus bersiap-siap menerima kenyataan melambungnya harga minyak West Texas Intermediate/WTI (yang menjadi acuan perdagangan minyak mentah dunia-red) selama tahun
2005-2006 akan mencapai 60 dolar per barel.

Biasanya, kata dia, berdasarkan perilaku permintaan minyak di pasar dunia, pada triwulan kedua harga minyak akan tertekan sehingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan harga minyak pada triwulan sebelumnya meskipun tidak akan lebih rendah dari 40 dolar per barel (batas bawah patokan harga minyak OPEC).

Namun hingga memasuki masa-masa awal triwulan kedua tahun 2005 harga minyak di pasaran dunia sama sekali tidak mengalami penurunan. �Hal ini terjadi karena faktor fundamental dimana permintaan minyak dunia sangat tinggi tahun 2005. Saya perkirakan jumlahnya mencapai 84 juta barel per hari atau sekitar
2 juta barel lebih banyak dibandingkan permintaan minyak tahun 2003 yang hanya 82,5 juta barel per hari,� katanya. Tingginya laju permintaan minyak pada tahun 2005 itu menurut dia disebabkan oleh masih tingginya laju permintaan minyak dari China yang belakangan ini juga diikuti oleh India.

sumber: http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=193264&kat_id=4

Wednesday, 29 June 2011

PLTN Iran Sudah "On"

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran pada Sabtu (27/11/2010) mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dibangun oleh Rusia di Bushehr telah mulai beroperasi, menjelang putaran baru perundingan dengan pihak Barat mengenai program nuklir kontroversial negara itu.

"Tanpa ada propaganda dan kerepotan kami menyegel tutup reaktor dan semua batang bahan bakar sudah berada di dalam inti reaktor, kata kepala program nuklir Iran Ali Akbar Salehi seperti yang dikutip kantor berita Fars.

Salehi mengatakan otoritas di negara itu memperkirakan bahwa listrik yang dihasilkan di PLTN Bushehr akan terhubung dengan jaringan listrik nasional dalam satu atau dua bulan.

Iran mengatakan bahwa negara tersebut membutuhkan PLTN yang telah dibangun sejak 1970-an di sebelah selatan kota pelabuhan Bushehr sebelum akhirnya disempurnakan oleh Rusia untuk memenuhi permintaan listrik Iran.

Namun pemerintah Barat menuduh program nuklir Iran adalah topeng untuk menutupi program peningkatan kapasitas persenjataan nuklir, ambisi yang terus dibantah oleh Teheran.

Pengumuman Salehi tersebut datang menjelang negosiasi yang tampaknya akan dilanjutkan antara negara-negara kuat dunia dengan Iran mengenai program nuklir kontroversial Teheran di Jenewa pada 5 Desember.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan pada pekan ini bahwa ia menerima "konfirmasi tidak resmi" dari Iran mengenai tanggal dan lokasi pembicaraan, "namun saya ingin suatu konfirmasi resmi."

Iran dan enam negara dunia --Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris, dan Jerman-- telah setuju untuk kembali ke meja perundingan untuk pertama kali sejak Oktober 2009, namun kedua pihak berbeda pendapat mengenai isu yang akan diangkat.

Kuasa-kuasa dunia ingin fokus pembicaraan mengenai program pengayaan uranium Iran namun Teheran ingin diskusi lebih meluas termasuk membicarakan isu keamanan regional.

Iran terkena empat sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa namun menolak untuk menangguhkan program nuklirnya, proses sensitif yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau bila pengolahannya ditingkatkan dapat menjadi inti bom atom.

Bulan lalu, Iran mengatakan pihaknya telah mulai mengisi bahan bakar --disediakan oleh Moskwa yang juga menyuplai bahan bakar yang habis-- ke inti reaktor pembangkit Bushehr, tindakan yang membuat fasilitas tersebut lebih dekat lagi untuk menghasilkan nuklir setelah beberapa dasawarsa penundaan.

Iran mulai mengirimkan bahan bakar ke fasilitas tersebut pada 21 Agustus, proses yang digambarkan sebagai "peluncuran fisik" dari PLTN.

Pada 4 Oktober, Salehi mengatakan PLTN akan siap menghasilkan listrik pada Januari, dua bulan lebih lambat sebelum pengumuman sebelumnya.

Proses untuk mengisi bahan bakar sedikit tersendat yang disebut Salehi diakibatkan oleh "cuaca yang sangat panas" di Bushehr.

Awal Oktober, Salehi mengatakan kebocoran kecil di kolam dekat reaktor Bushehr telah menunda dimulainya operasi PLTN dan empat hari lalu, ia juga kembali mengulang bantahan yang sebelumnya dinyatakan pejabat Iran mengenai �worm� komputer yang hebat, Stuxnet, sedang mengacaukan program nuklir Iran.

Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2010/11/27/18232945/PLTN.Iran.Sudah.On.

Tuesday, 28 June 2011

Inggris Siap Bangun 8 Reaktor Nuklir

VIVAnews - Pemerintah Inggris melanjutkan rencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Inggris telah mengonfirmasikan 8 nama-nama daerah yang akan menjadi tempat didirikannya reaktor masa depan tersebut.

Dalam pengumuman pertama seputar masa depan nuklir di Inggris, setelah bencana Fukushima yang terjadi di Jepang, pemerintah menegaskan bahwa lokasi-lokasi yang dipilih itu cocok untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Rencananya, pada tahun 2025 mendatang, pembangkit listrik itu akan mendampingi PLTN yang saat ini beroperasi.

Kedelapan pembangkit listrik itu akan didirikan di Bradwell - Essex, Hartlepool, Heysham - Lancashire, Hinkley Point - Somerset, Oldbury - South Gloucestershire, Sellafield - Cumbria, Sizewell - Suffolk, dan Wylfa -Anglesey.

Rencana pembangunan tersebut merupakan bagian dari kebijakan nasional seputar energi yang baru dicetuskan. Rencana ini masih akan diperdebatkan dan diputuskan lewat voting di parlemen. Namun para menteri terkait berharap kalangan pro nuklir akan memenangkan suara.

Dikutip dari Independent, 26 Juni 2011, pemerintah berencana menggunakan reaktor generasi terbaru untuk menjaga pasokan listrik dan memangkas emisi gas buang setelah pembangkit listrik generasi lama ditutup.

Masa depan nuklir sebagai sumber energi bagi negara-negara di seluruh dunia kini menjadi pertanyaan setelah bencana gempa bumi dan tsunami menghantam reaktor-reaktor nuklir di Fukushima serta mengakibatkan kebocoran radiasi radioaktif dari pembangkit listrik tersebut.

Pekan sebelumnya, pemerintah Inggris memberi isyarat bahwa rencana pembangunan reaktor nuklir di Inggris tidak berubah setelah muncul laporan awal dari para pengamat dan pakar nuklir bahwa Inggris tidak perlu membatasi nuklir setelah melihat situasi yang terjadi di Jepang.

Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/229292-inggris-siap-bangun-8-reaktor-nuklir

Monday, 27 June 2011

Pemerintah telah memberi izin Pertamina untuk merevitalisasi penampung LNG Arun

Menteri Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, menyatakan pemerintah masih mengkaji pemanfaatan infrastruktur kilang gas alam cair (LNG) Arun di Lhokseumawe, Aceh, atau membangun tangki apung atau floating storage di Belawan, Sumatera Utara. Kedua upaya itu guna mencukupi kebutuhan gas di wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

Namun, Mustafa mengatakan, pemerintah melalui Menteri Keuangan telah memberi izin PT Pertamina untuk merevitalisasi penampung LNG di Kilang Arun. "Tapi, kami masih mengkaji," kata Mustafa di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, di Jakarta, Senin 27 Juni 2010.

Saat ini, kata dia, Pertamina sudah mulai memperbaiki tangki timbun di Kilang LNG Arun. Sementara itu, tangki apung di Belawan, menurut Mustafa, saat ini masih dalam proses pra tender.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat menyarankan pemerintah untuk mempertimbangkan pembangunan tangki apung Belawan. Menurut DPR, investasi baru tangki apung sangat besar bila dibandingkan dengan biaya perbaikan tangki pendam di Arun.

Rencananya, untuk mencukupi kebutuhan gas bagi para sejumlah perusahaan di Aceh dan Sumatera Utara, pemerintah akan memasok gas dari Lapangan Tangguh, Papua. Namun, hal ini belum terlaksana, mengingat belum ada penyimpan LNG.

Saat ini, menurut DPR, beberapa perusahaan di Aceh nyaris bangkrut akibat kekurangan gas, seperti PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kertas Kraft Aceh, industri aromatik, dan sejumlah pabrik lain. (art)

Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/229549-soal-lng-arun--ini-komentar-pemerintah

Sunday, 26 June 2011

Indonesia Kebut Produksi LNG dari Batubara Sebelum 2014

Pemerintah bertekad menjadi negara pertama penghasil LNG yang bersumber dari gas metana batu bara (CBM). LNG dari batubara ini diharapkan sudah dapat dihasilkan sebelum tahun 2014.

�Australia bertekad menghasilkan LNG dari CBM tahun 2014. Kalo kita ingin jadi pionir, maka sebelum itu sudah harus bisa menghasilkan LNG dari CBM,� kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam situs resmi Dirjen Migas, Minggu (6/6/2010).

Ia mengatakan, harapan ini dimungkinkan karena infrastruktur pendukung hal tersebut telah tersedia yaitu dengan menggunakan kilang Bontang. Jika LNG receiving terminal di Jawa Barat dan Sumatera telah selesai pada tahun 2011, maka LNG hasil bentukan dari CBM tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di pulau Jawa dan Sumatera.

Sebelumnya Presiden Direktur Vico Indonesia Craig Steward, menyatakan tekadnya untuk memproduksi LNG dari CBM pada tahun 2012 dengan memanfaatkan kilang LNG Bontang.

Potensi CBM Indonesia sangat besar yaitu yaitu 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon. Dari sumber daya tersebut, cadangan CBM sebesar 112,47 TCF, merupakan cadangan terbukti dan 57,60 TCF merupakan cadangan potensial.

CBM Indonesia berada di cekungan Sumatera Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutei (89,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF) untuk kategori high prospective. Cekungan Tarakan Utara (17,5 TCF), Berau (8,4 TCF), Ombilin (0,5 TCF), Pasir/Asam-Asam (3,0 TCF) dan Jatibarang (0,8) memiliki kategori medium. Sedangkan cekungan Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF) berkategori low prospective.

CBM telah diusahakan secara komersial di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, China dan Australia. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Pemerintah, kondisi pengusahaan CBM di Indonesia lebih mendekati ke Powder River Basin USA dimana tingkat kematangan batu bara berada pada sub-bituminus.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2010/06/06/120041/1370660/4/indonesia-kebut-produksi-lng-dari-batubara-sebelum-2014

Pengembangan PLTA terbentur birokrasi

Pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kerap terbentur dari perizinan yang diberikan pemerintah daerah (Pemda). Padahal, dalam hal pendanaan untuk pembangunan sudah disiapkan.

"Masalah yang kami hadapi dalam pengembangan PLTA bukan pendanaan, tetapi karena regulasi dari Pemda, kita minta izin sudah ada yang punya ini. Itu baru PLTA belum lagi PLTMH, lebih susah lagi, izin yang diberikan tanpa konsultasi dengan PLN maupun pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM, padahal dana sudah ada baik dari APBN maupun APLN," urai Direktur Perencanaan dan Teknologi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Nasri Sebayangi di Jakarta, Selasa (31/5/2011).

Menurut Nasri, proyek-proyek PLTA saat ini memiliki nilai kelayakan (feasible) sehingga bukan perkara sulit untuk mendapatkan pendanaan. "Justru financial institution berlomba-lomba untuk memberikan pendanaan," kata Nasri.

Dalam Rencana Umum Pengembangan Ketenagalistrikan (RUPTL) 2010-2019, sambung Nasri, perseroan merencanakan pengembangan energi listrik dari tenaga air hingga 5.140 MW. Sedangkan apabila berdasarkan kajian Japan International Coorporation Agency (JICA) PLN merencanakan pengembangan PLTA hampir 9000 MW pada 2025.

"Bukan tidak mungkin kita lakukan tambahan pengembangan jika ada penambahan informasi, studi-studi yang dilakukan maka akan dilakukan kajian lagi, ini hanya untuk PLTA dengan kapasitas di atas 10 MW," paparnya.

Nasri juga mengungkapkan, untuk pembangkit listrik mikro hidro, yang saat ini tengah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebesar 140 MW. Bukan hanya itu PLN memiliki 257 lokasi dengan total kapasitas hampir 600 MW yang sedang dalam proses. "Ada juga 144 lokasi minihidro yang sedang kontruksi terutama di sulawesi dan sumatera utara," ujar Nasri.

Selain itu, juga ada 113 listrik swasta (IPP) yang sudah ditandatangani perjanjian jual beli nya (PPPA) oleh PLN di dengan kapasitas 443 MW. "Statusnya ada yang jalan, ada yang tidur," pungkasnya.

Sumber : http://www.kabarbisnis.com/read/2820759

Thursday, 23 June 2011

Bagaimana PLTA bekerja

PLTA merubah energi yang disebabkan gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik. Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik. Kemudian generator mengkonversi daya mekanik tersebut dari turbin ke dalam tenaga elektrik.

Jenis PLTA bermacam-macam, mulai yang berbentuk �mikro-hidro� dengan kemampuan mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai berbentuk raksasa seperti Bendungan Karangkates yang menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang. Photo dibawah ini menunjukkan PLTA di Sungai Wisconsin, merupakan jenis PLTA menengah yang mampu mensuplai listrik untuk 8.000 orang.
Komponen PLTA

PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen utama sebagai berikut :
1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.
Berapa listrik yang bisa dihasilkan oleh PLTA ?

Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :
1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar tenaga yang dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari suatu bendungan. Semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar tanaga yang dihasilkan. Ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak jatuh. Dengan kata lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua satuan energi lebih banyak.
2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia tergantung kepada jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar sungai akan mempunyai aliran yang lebih besar dan dapat menghasilkan energi yang banyak. Tenaga juga berbanding lurus dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih besar dalam mengalirkan air akan menghasilkan dua kali lebih banyak energi.

Wednesday, 22 June 2011

Sekilas Mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.

Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.

Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai:

P = 9.81qh

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

Gambar 1. Pembangkitan listrik tenaga air umumnya

Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.

Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan.

Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang besar, yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1 menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban listrik sangat dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis ini sangat berharga karena memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan beban yang terduga maupun yang tak terduga.

Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan baik dan digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan sumber energi terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal yang besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.

Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil. Proyek ini dapat dilakukan secara mandiri, seperti yang telah dilakukan oleh tim PALAPA � HME ITB di kampung Cilutung dan Awilega, desa Jayamukti kabupaten Garut, Jawa Barat.

refs.
[1] Fanchi. John R., Energy � Technology and Directions for the Future. Elsevier Academic Press, 2004.
[2] Freris. Leon, Infield. David, Renewable Energy in Power Systems. John Wiley & Sons, Ltd, 2008.
[3] Boyle. Godfrey, Renewable Energy, Power for a Sustainable Future. Oxford University Press, 1996.
[4] Masters. Gilbert M., Renewable and Efficient Electric Power Systems. John Wiley & Sons, Ltd, 2004.
[5] http://www.eia.doe.gov/iea/

Tuesday, 21 June 2011

Industri Batu Bara Kita, Terbesar di Dunia

Laporan ABARE (Australian Bureau Research for Agriculture and Economic Resource) Maret 2007 perihal perdagangan batu bara dunia di tahun 2005-2006 menempatkan Indonesia sebagai pemasok batu bara terbesar (sekitar 25%) di dunia, disusul oleh Australia, Afrika Selatan, RRChina, Federasi Rusia, Kolombia, dan Amerika Serikat. Besaran pasokan batu bara Indonesia di dunia diperkirakan sebesar 158 juta di tahun 2006 atau terjadi peningkatan sekitar 28 persen dari tahun 2005, yaitu sekitar 123,3 juta ton.

Jikalau harga pasaran batu bara berdasarkan harga spot-market Asia pada tahun 2006 sekitar US$ 45, dapat diperkirakan besaran perdagangan batu bara Indonesia di tahun 2006 bernilai sekitar 7,1 miliar dolar atau sekitar 63,3 triliun rupiah. Oleh ABARE, ekspor batu bara Indonesia dipekirakan dapat mencapai 200 juta ton di tahun 2012.

Lebih lanjut bila mengamati pergerakan trafik ekspor batu bara Indonesia 2005-2006, dapat diinformasikan bahwa orientasi pasar kita selain ke sejumlah negara Uni-Eropa, juga didominasi oleh pasar Asia terutama China, Taiwan, India, dan Korea serta negara-negara sekitar ASEAN, yaitu Malaysia dan Thailand.

Paling tidak untuk pasar Asia saja, besaran pasar angkutan laut batu bara internasional Indonesia diperkirakan sekitar 233,8 miliar ton-mil belum termasuk operasi balik (ballast-voyage) dengan kebanyakan menggunakan kapal tipe bulk-carrier Handymax dengan kapasitas 40,000-50,000 deadweight-ton (DWT) per satuan pengapalannya (shipment).

Dengan asumsi charter-rate satu tahun rata-rata dunia (khususnya untuk tipe kapal handymax) pada tahun 2006 sekitar US$ 0,002-0,003 per ton-mil, nilai pasar angkutan (charter) kapal bulk-carrier dari Indonesia diperkirakan sekitar 780 juta atau kurang lebih 6,7 triliun rupiah. Yang berarti besaran pangsa angkutan laut batu bara untuk regio Asia mengambil porsi sekitar 10% dari nilai perdagangannya di tahun 2006.

Dengan asumsi pasokan cadangan batu bara nasional sekitar 5 miliar ton dan volume produksi per tahun sekitar 190 juta ton diperkirakan merupakan kekuatan utama yang menjadikan Indonesia tetap sebagai pemasok batu bara dunia paling tidak dalam 3 tahun mendatang. Sekalipun berbagai kendala produksi dan relatif besarnya permintaan batu bara secara domestik sekitar 35-36 juta ton per tahun dapat menjadi faktor yang mempengaruhi. Hal ini diasumsikan terjadi dengan catatan bila permasalahan keterbatasan infrastruktur logistik terutama pelabuhan di negara-negara kompetitor seperti Australia, Afrika Selatan dan Kolombia masih seperti saat ini.

Persoalan Serius yang Perlu Diatasi
Indonesia sendiri dalam percaturan perdagangan batu bara dunia memiliki persoalan krusial yang seharusnya dibantu oleh kebijakan pemerintah dalam penyelesaiannya. Persoalan-persoalan mendasar yang sedang dihadapi industri batu bara kita saat ini berkisar pada lemahnya investasi eksplorasi dan eksploitasi batu bara, semakin tingginya biaya produksi, isu kepemilikan dan kompensasi lahan, serta terbatasnya jalur sungai dalam transportasi tongkang batu bara termasuk kehandalan kapal angkut tongkang batu bara itu sendiri.

Investasi baru di bidang batu bara secara dominan hanya terlihat jelas dengan masuknya Tata Power (sebuah perusahaan grup konglomerat Tata-India) yang mengakuisisi sekitar 30% saham PT. Bumi Resources, terutama di dua perusahaan besar yang menguasai sekitar 50% produksi batu bara Indonesia, yaitu PT. Kaltim Prima Coal dan PT. Arutmin dengan nilai investasi sekitar 1,3 miliar dolar AS di awal tahun 2007 ini. Selain investasi baru ini (yang praktis berorientasi pada lahan eksploitasi eksis), tidak terlihat rencana penguatan daya saing logistik batu bara nasional secara signifikan.

Sementara itu, kompetitor kita terus melakukan ekspansi pelabuhan batu baranya secara masif dengan dukungan dana investasi yang relatif besar. Di Australia misalnya walaupun terjadi problem antrean di beberapa pelabuhan utama mereka seperti di wilayah Newcastle, yaitu pelabuhan Kembla, namun realisasi ekspansi pelabuhan batu bara dan jalur kereta api oleh pemerintah Australia di pelabuhan Waratah, Gladstone, dan Hay-point mulai tahun 2008 dapat beroperasi guna mengakomodasi sekitar 100 juta ton tambahan dari lahan eksploitasi baru di Wambo dan Ulan Longwall (Newcastle), Wilpinjong (New South Wales), dan Cogan-Creek di Queensland.

Sementara di Afrika Selatan pengembangan Richard-Bay Coal Terminal diperkirakan dapat menambah sekitar 20 juta ton di tahun 2007 ini. Hal yang sama juga terjadi di Kolombia di mana pemerintah telah mengeluarkan dana sekitar 300 juta US$ untuk pengembangan Santa Marta Bay untuk pengembangan jalur kereta-api dan pelabuhan dengan proyeksi kapasitas perdagangan baru hingga sekitar 80 juta ton mulai tahun 2008.

Kekuatan sekaligus Kelemahan
Secara logistik, kekuatan Indonesia berada pada pola angkutan sungai yang memang hingga saat ini merupakan moda yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pola kereta api (rail) ke pelabuhan angkut seperti yang dilakukan di Australia, Afrika Selatan, dan Kolombia. Biaya angkut dengan menggunakan tongkang sekitar US$ 0,015 per ton-km, sementara dengan menggunakan kereta-api minimal sekitar US$ 0,3-0,4 per ton-km.

Maka, mengingat situasi alur sungai di wilayah Kalimantan yang semakin padat dan laju pendangkalannya mencemaskan, pemerintah dan pengusaha industri batu bara perlu secara cepat menanggulanginya.

Dalam masa ke depan, seharusnya industri maritim kita dapat memanfaatkan pasar batu bara yang menguntungkan ini untuk pengembangan armada angkutan batu bara nasional baik untuk tipe tongkang dan bulk-carrier. Pengembangan bulk-carrier tipe handymax sebaiknya dapat dikonsentrasikan di dalam negeri mengingat kemampuan dan kapasitas riil galangan-galangan kapal kita di Surabaya, Jakarta, dan Batam dapat memenuhi kebutuhan itu. Investasi pemerintah perlu digiatkan untuk pembangunan prasarana perkapalan batu baru, agar menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Hal lain berkaitan dengan isu tentang pemanasan global (green-house effect) diperkirakan dapat menjadi rintangan baru bagi indutri batu bara dunia di masa depan. Batu bara masih dianggap sebagi penghasil emisi gas buang yang dominan terhadap dunia seperti yang dinyatakan dalam konvensi Kyoto-Protocol yang memungkinkan terjadinya perlambatan konsumsi batu bara dunia sebagai sumber listrik mungkin hingga kurang dari 7% seperti pertumbuhan di tahun 2005-2006.

Kita bagai memegang buah simalakama, di satu sisi produsen terbesar batu bara di dunia, pada sisi lain bisa menjadi penyumbang terbesar polusi dunia. Di sini juga perlu dicari jalan keluarnya.

Oleh : Saut Gurning
Penulis adalah pengamat maritim ITS Surabaya. Sekarang sedang mengambil program
PhD di Australia Maritime College (AMC), Tasmania, Australia.

Monday, 20 June 2011

Saatnya Kembangkan PLTA Mikrohidro

Saat ini masyarakat semakin familiar dengan teknologi mikrohidro. Memang mikrohidro bukan teknologi baru.Tapi yang menerapkan teknologi ini juga masih relative sedikit. Padahal dengan teknologi mikrohidro, banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh.

PLT Microhidro adalah pembangkit listrik mini dengan mengunakan energy air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Makin besar kapasitas aliran dan ketinggiannya, maka makin besar energy yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik.

Mikrohidro dibangun berdasarkan fakta di lapangan, bahwa air mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas itu mengacu pada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity), sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.

Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources atau �energy putih�. Disebut demikian, karena instalasi pembangkit listrik ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Kenyataannya, alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi ini, maka energy aliran air beserta energy perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu bisa diubah menjadi energy listrik.

Saat ini, masyarakat mulai mengenal Mikrohidro sebagai upaya penyediaan listrik sederhana. Sayangnya, Mikrohidro hanya dapat menyuplai listrik untuk sebagian wilayah atau penduduk karena produksinya yang terbatas, yaitu berkisar 5 kw-100 kw.

Untuk itu, biasanya Mikrohidro banyak digunakan komunitas kecil di pinggiran kota atau bahkan desa di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional PLN. Jika kebutuhan satu rumah akan listrik dianggap 200 watt per hari, Mikrohidro hanya bisa menyediakan listrik bagi 25-500 rumah.

Komponen Penggerak Mikrohidro
Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air, turbin dan generator. Air sebagai sumber energy yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air itu akan �menumbuk� turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energy air tersebut dan mengubahnya menjadi energy mekanik, yaitu berputarnya poros turbin.

Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan (baca: dihubungkan) ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energy listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan kerumah-rumah atau keperluan lainnya

Selain Mikrohidro, kita juga mengenal PLTA Minihidro dan Pikohidro. Sekilas memang rada mirip. Namun terdapat perbedaan diantara ketiganya, yakni menyangkut output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya antara 5 Kw - 100 Kw. Minihidro daya yang dihasilkan berkisar antara 100 Kw sampai 5000 Kw. Sedangkan pikohidro hanya bisa menyediakan listrik mulai ratusan watt hingga 5 kw.

Sumber : http://udayrayana.blogspot.com/2011/02/saatnya-kembangkan-plta-mikrohidro.html

Sunday, 19 June 2011

Pembangunan Reaktor Nuklir di Muntok Aman

Reaktor nuklir generasi ke tiga yang akan dibangun di Teluk Inggris Kota Muntok Bangka Barat sistem pengamanannya lebih terjamin dibandingkan reaktor nuklir di Jepang yang meledak karena goncangan gempa bumi berkekuatan 9 SR.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, Choirul Amri, di Muntok, Selasa, menyatakan akan terus menyosialisasikan kepada masyarakat rencana pembangun PLTN dengan empat reaktor nuklir berkapasitas 10.000 mega watt dan mengedukasi masyarakat agar siap menerima.

Menurut dia, reaktor nuklir milik Jepang yang sistem pendinginnya meledak dibangun pada 1971, generasi kedua era tahun 1990-an dan generasi ketiga ke atas dibangun setelah 1990 hingga sekarang. Sedangkan reaktor nuklir yang akan dibangun di Babel generasi ketiga yang sistem pengamannya lebih terjamin.

Ia menjelaskan, pembangunan reaktor nuklir termasuk di Babel akan mendapat pengawasan, persetujuan dan rekomendasi dari Lembaga Energi Atom Internasional atau IAEA untuk menjamin keamanannya.

Menurut dia, pihak IAEA tidak sembarangan memberikan rekomendasi pembangunan reaktor nuklir dan tentu melalui kajian yang teruji secara ilmiah, dengan memperhatikan berbagai aspek terutama infrastruktur pembangunan dan sistem pengaman lebih terjamin yang didukung lima lapisan baja dan beton.

Ia juga mengatakan, batas usia reaktor nuklir 40 tahun dan setelah itu harus ditutup habis agar radiasinya tidak menyebar dan membahayakan kesehatan manusia, kecuali pihak IAEA berdasarkan kajiannya menilai kondisi reaktor nuklir masih bagus, maka bisa diperpanjang sesuai standar prosedur yang ditetapkannya.

Menurut dia, terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Teluk Inggris Muntok di atas areal seluas 825 hektare. tentunya juga harus mendapat persetujuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dengan memperhatikan berbagai aspek dan dampaknya terhadap kehidupan.

Ia menjelaskan, pro dan kontra rencana pembangunan PLTN di Muntok merupakan hal yang wajar agar bisa memahami PLTN secara menyeluruh baik dari sisi positif dan negatifnya, namun bukan berarti serta merta ditolak atau diterima tetapi kembali dikaji ulang secara matang untuk lebih baik lagi.

"Meledaknya sistem pendingin pada reaktor nuklir di Jepang, setidaknya menjadi pelajaran bahwa sistem pendingin dan bagian lainnya dari reaktor nuklir harus dirancang lebih bagus lagi agar tahan terhadap goncangan gempa dan faktor-faktor negatif yang membahayakan dari luar," ujarnya.

Ia meminta masyarakat terus memantau perkembangan berita reaktor nuklir di Jepang yang meledak pascagempa bumi dan tsunami, untuk membuka mata dan cara berpikir yang lebih luas dalam hal pola penanganan reaktor nuklir agar manfaatnya lebih optimal untuk kehidupan.(*)

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/250092/pembangunan-reaktor-nuklir-di-muntok-aman

Thursday, 16 June 2011

Produk Pengolahan Minyak Bumi dan Manfaatnya

Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:

1. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.

Elpiji, LPG (liquified petroleum gas, : "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana c3h8 dan butana c4h10. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana c2h6 dan pentana c5h12.

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.

Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20�C (68�F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55�C (131�F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.

Sifat elpiji

Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
- Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
- Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
- Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
- Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
- Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.

Penggunaan elpiji

Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).

Bahaya elpiji

Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.

3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150�C and 275�C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (?e??s, wax ).

Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.

Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.

Kegunaan lain

Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.

5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.

7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
- Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
- Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

Sumber : http://www.unjabisnis.net/2011/03/produk-pengolahan-minyak-bumi-dan.html

Cadangan Minyak Bumi Indonesia Tersisa 23 Tahun

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menyatakan, cadangan minyak bumi Indonesia saat ini semakin menipis dan terisa bagi pemanfaatan selama 23 tahun.

�Cadang batu bara di Indonesia tersisa untuk 146 tahun, cadangan gas untuk 62 tahun dan cadangan minyak bumi untuk 23 tahun,� kata Rachmat pada Seminar dan Sarasehan Nasional bertema �Mencari Solusi untuk Bangsa� di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu [04/03].

Menurut dia, terkait rencana peningkatan penyediaan listrik 10.000 MW pertama yang direncanakan menggunakan bahan bakar batu bara akan mengurangi cadangan batu bara. Untuk itu, perlu dilakukan penghematan sumber daya energi fosil karena cepat atau lambat sumber ini akan habis.

�Pemanfaatan sumber energi fosil secara hemat dan bijak dan pengembangan sumber energi terbarukan merupakan langkah terbaik bagi penyediaan energi secara berkelanjutan,� kata Meneg LH Rachmat Witoelar.

Perlu penyediaan sumber energi alternatif, praktis, dan efektif yang memerlukan pemerataan hingga ke pelosok-pelosok. Kalau tidak, masyarakat akan mencari sendiri sumber energinya, contohnya memotong kayu di hutan. Ini akan menambah emisi CO2 ke udara dan meningkatkan efek rumah kaca.

Indonesia perlu mengembangkan elemen-elemen ketahanan energi untuk pembangunan nasional. Elemen-elemen itu antara lain ramah lingkungan hidup, berjalan secara berkelanjutan, akses yang merata hingga ke rakyat tingkat bawah dan terjangkau oleh masyarakat kelas bawah.

Namun Meneg LH Rachmat Witoelar mengatakan, Indonesia mengalami dilema dalam menyediakan sumber energi yang tidak bertentangan dengan ketahanan energi tersebut.

Ketahanan energi itu tidak selalu berjalan beriringan dan jika ingin menyediakan sumber energi yang terjangkau rakyat kelas bawah, maka seringkali sumber energi ini tidak ramah lingkungan. Apabila ingin menyediakan sumber energi yang ramah lingkungan, maka diperlukan investasi yang sangat besar.

Dari kenyataan tersebut maka dunia cepat atau lambat akan menggantungkan diri pada energi terbarukan antara lain panas bumi, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, bahkan tenaga arus laut.

Menurut Rachmat, tantangan terbesar penyediaan energi di Indonesia adalah menghasilkan penelitian dan pengembangan energi terbarukan yang dapat mencapai nilai perekonomiannya. Hal ini dapat direncanakan antara lima hingga 10 tahun ke depan, sebelum Indonesia mampu memanfaatkan potensi sumber energi terbarukan secara massal.

Pada seminar di kampus ITB, Meneg LH menawarkan solusi yang dilihat dari berbagai sektor pembangunan. Sektor-sektor ini antara lain sektor transportasi, sektor bangunan, sektor tata ruang, dan sektor industri.

Untuk mengurangi konsumsi energi perkapita, angkutan massal atau Mass Rapid Transportation (MRT) harus diperbanyak agar pengguna jalan beralih ke sana. Dari sektor bangunan, harus dikembangkan arsitektur hijau berkarbon rendah. Untuk sektor tata ruang, Indonesia harus mengikuti Tata Ruang Nasional dan harus terus mengembangkan wilayah ruang terbuka hijau.

Penghematan energi yang bisa dilakukan oleh sektor industri adalah dengan menerapkan 3R yaitu �reduce�, �reuse�, dan �recycle�,� kata Meneg LH Rachmat Witoelar. ( ant )

Sumber :
http://beritasore.com/2009/03/04/cadangan-minyak-bumi-indonesia-terisa-23-tahun/

Wednesday, 15 June 2011

Berapa sebenarnya harga energi Hidrogen ?

Berbagai berita tentang energi hidrogen dari air (water) membuat saya mencari informasi tentang berapa sebenarnya harga energi tersebut pada kondisi hari ini. Berikut yang saya peroleh dari berbagai informasi dari situs yang relatif dapat dipercaya di internet :

* Untuk memproduksi energi hidrogen � diperlukan biaya sekitar US $ 1.000.000 untuk 400kw (data tahun 2008 dari United Technology Corp yang membuat mesin jet Prat & Whitney dll). Harga ini kira-kira sekitar US $ 2.500.000 per MW. Dengan perkiraan biaya ini, berarti biaya memproduksi listrik dengan energy hydrogen memerlukan biaya kira-kira sekitar 2x (dua kali) dari biaya memproduksi listrik dengan energi panas bumi.

* Sedangkan untuk menambah peralatan pembakar Hidrogen di mobil diperlukan biaya sekitar US $ 7.729 (data tahun 2004 dari US Department of Energy � Divisi Energy Efficiency and Renewable Energy) . Harga ini tentunya tidak termasuk harga memproduksi Hidrogen-nya.

Sebagaimana diketahui, untuk memperoleh energi hidrogen, misalnya melalui pemisahan dari air (H2O), bukanlah sebuah penemuan baru. Teknologi ini telah dikuasai oleh para peneliti sejak tahun 1838. Penggunaannya akhir-akhir ini pada mesin peralatan perang dan juga roket ruang angkasa. Energi hidrogen digunakan pada mesin-mesin tersebut untuk memperingan beban dan memperkecil tempat penyimpanan energi.

Namun selain pemakaian pada mesin-mesin peralatan perang, energi hidrogen saat ini mulai digunakan pada mobil untuk mengurangi emisi CO2. Honda baru saja merelease mobil FCX. Toyota juga sudah merelease mobil Prius. Sedangkan produsen mobil lain seperti Tesla dan General Motor mengembangkan mobil Listrik � Volt. Kedua perusahaan terakhir ini tidak mengembangkan mobil Hybrid dengan energi hidrogen karena sudah pernah mencoba dan tidak laku (harga mobil terlalu mahal) & untuk memperoleh pasokan energi hidrogen masih sulit.

Memang salah satu kendala pemanfaatan energi hidrogen pada kendaraan bermotor, adalah pada cara memproduksi hidrogen secara massal dan murah. Juga dalam penyimpanannya dan juga pendistribusian gas hidrogen-nya. Perlu diingat bahwa hidrogen adalah molekul yang terkecil. Maka gas hidrogen yang sangat mudah terbakar ini, akan dengan mudah menembus pipa karbon steel biasa dan bocor ke udara.

LITBANG TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA

Kegiatan Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara meliputi litbang, perekayasaan dan pelayanan jasa di bidang karakterisasi, teknologi pengolahan, konversi dan pembakaran batubara.

Litbang ini dilakukan secara terpadu dengan kelompok-kelompok litbang lain yang ada di tekMIRA dengan sasaran utama mendukung program pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM/kayu bakar melalui diversifikasi energi, peningkatan penggunaan batubara dalam negeri, penghematan dan peningkatan devisa melalui ekspor serta peningkatan PNBP seperti terlihat dalam Gambar 1.

Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara telah dirintis sejak awal tahun 1970-an, dan terus berkembang mengingat batu bara yang semula hanya dibakar untuk diambil panasnya, kemudian diproses untuk mendapatkan batubara dengan kualitas yang lebih baik atau bahan yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan.

Sampai dengan akhir tahun 1980 sebagian besar kegiatan litbang teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara masih dalam skala laboratorium. Namun sesudah itu kegiatan litbang sudah mengarah kepada aplikasi dengan membangun berbagai pilot plant yang diharapkan dapat mengetahui optimalisasi proses, pengujian produk pada pengguna dan kelayakan ekonomi dari proses tersebut.

Untuk mempercepat implementasi hasil litbang teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara pada skala industri, tekMIRA sedang dan akan membangun beberapa pilot plant di Palimanan Cirebon dalam suatu Pusat Teknologi Batubara Bersih yang disebut Clean Coal Technology Centre atau disingkat Coal Centre.

Kegiatan unggulan Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara terdiri dari peningkatan kualitas batubara peringkat rendah melalui proses Upgraded Brown Coal (UBC), pengembangan briket, gasifikasi, pencairan dan pembuatan kokas. Sedangkan hasil yang sudah dapat diimplementasikan diantaranya penggunaan briket untuk peternakan ayam, pemindangan ikan, ekstraksi daun nilam dan penggunaan batubara sebagai bahan bakar langsung pada industri bata, genteng, kapur dan industri gula merah.

Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara didukung oleh fasilitas :
* Laboratorium penelitian dan penerapan.
* Laboratorium pengujian sifat kimia dan fisika yang telah terakreditasi berdasarkan ISO 17025.
* 51 orang tenaga fungsional terdiri dari peneliti, perekayasa dan teknisi dari berbagai keahlian berdasarkan disiplin ilmu, yang berbeda-beda antara lain : kimia dan fisika batubara, pengolahan batu bara dan teknologi pemanfaatan batu bara.

Untuk lebih mempercepat program Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara telah dilakukan kerjasama dengan berbagai institusi litbang baik di dalam negeri maupun luar negeri, antara lain :
* Pembangunan pilot plant briket bio batubara kerjasama dengan NEDO-METI, (Jepang).
* Pembangunan pilot plant peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dengan proses UBC kerjasama dengan Kobe Steel (Jepang), JCOAL (Jepang) dan BPPT.
* Pencairan batubara Indonesia kerjasama dengan NEDO (Jepang) dan BPPT.
* Daur ulang minyak bekas dengan menggunakan batubara sebagai absorban, kerjasama dengan KOBE Steel (Jepang) dan LEMIGAS.
* Proses pengeringan teh dengan batubara melalui gasifikasi kerjasama dengan PPTK Gambung.
* Pengujian sifat kimia dan fisika batubara kerjasama dengan PT. Surveyor Indonesia, PTBA dan perusahaan batubara lainnya.

Pembangunan dan kegiatan litbang pilot plant briket biobatubara dan pilot plant UBC dilakukan di SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA DI PALIMANAN CIREBON.

Karya Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara yang meliputi teknologi pengolahan, teknologi konversi dan teknologi pembakaran yang diaplikasikan, diantaranya :

1. Teknologi Pengolahan

* Peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dengan proses Upgraded Brown Coal (UBC).
* Percobaan penerapan teknologi coal water fuel sebagai bahan bakar boiler pada industri tekstil.
* Pengembangan metode penurunan kadar natrium batubara Lati, Berau, Kalimantan Timur.
* Pengembangan metode pencampuran batubara (coal blending) Kalimantan Tengah untuk pembuatan kokas metalurgi.
* Pencucian batubara.
* Desulfurisasi limbah batubara dengan flotasi kolom.

2. Teknologi Konversi

* Pengembangan briket kokas dari batubara dan green coke.
* Proyek pencairan batubara 2002 : uji tuntas (due diligence) pre-FS Batu Bara Banko.
* Pengembangan briket bio coal Palimanan.
* Pemanfaatan produk gasifikasi batubara untuk pengeringan teh di Gambung Ciwidey, Jawa Barat.
* Briket kokas untuk pengecoran logam.

3. Teknologi Pemanfaatan Batubara

3.1. Bahan Bakar Langsung
* Penyerapan gas SO2 dari hasil pembakaran briket bio batubara dengan unggulan zeolit.
* Pengembangan model fisik tungku pembakaran briket biocoal untuk industri rumah tangga, pembakaran bata/genteng, boiler rotan dan pengering bawang.
* Tungku hemat energi untuk industri rumah tangga dengan bahan bakar batubara/briket bio batubara.
* Pembakaran kapur dalam tungku tegak system terus menerus skala komersial dengan batubara halus menggunakan pembakar siklon.
* Tungku pembuatan gula merah dengan bahan bakar batubara.
* Pembakaran kapur dalam tungku system berkala dengan kombinasi bahan bakar batubara � kayu.
* Pembakaran bata-genteng dengan batubara.

3.2. Non Bahan Bakar
* Pengkajian pemanfaatan batubara Kalimantan Selatan untuk pembuatan karbon aktif.
* Daur ulang minyak pelumas bekas dengan menggunakan batubara peringkat rendah sebagai penyerap.

sumber : Tekmira http://www.tekmira.esdm.go.id/

Tuesday, 14 June 2011

Mobil Bahan Bakar Hidrogen Jepang

epang kembali membuat inovasi yang luarbiasa, kali ini mobil bahan bakar Hidrogen di tahun 2015. Mobil bahan bakar hidrogen ini lebih ramah lingkungan.

Tiga raksasa produsen mobil asal Jepang, termasuk Toyota, Honda, dan Nissan, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan energi ternama di Negeri Sakura untuk mendorong produksi mobil-mobil berbahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan.

Tak sebatas produksi mobil, konsorsium perusahaan yang menandatangani kerja sama tersebut juga berencana untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di wilayah Jepang.

Diketahui sekitar 10 perusahaan energi, termasuk perusahaan penyuling gas alam dan distributor, akan membangun sekitar 100 stasiun pengisian bahan bakar pada 2015 di Tokyo, Nagoya, Osaka, dan Fukuoka.

Seperti dikutip dari France24, konsorsium 10 perusahaan itu dalam pernyataan tertulisnya, Jumat 14 Januari 2011, menyebutkan bahwa ketiga produsen mobil Jepang akan mulai memproduksi mobil-mobil baru yang dilengkapi dengan Fuel Cell Vehicles (FCVs) tahun ini.

Untuk diketahui, FCVs merupakan teknologi terobosan untuk mengkonversi hidrogen menjadi arus listrik dan tidak membuat polusi dalam bentuk apa pun selain uap air.

�Raksasa produsen mobil di Jepang akan terus berupaya mengurangi biaya pembuatan sistem untuk memulai FCVs sebelum nanti dipasarkan di Jepang, terutama di empat wilayah metropolitan utama, pada tahun 2015,� tulis mereka melalui keterangan yang sama.

Dengan tujuan mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) secara signifikan, yang dihasilkan sektor transportasi, para produsen dan pemasok bahan bakar hidrogen bekerja sama untuk memperluas sosialisasi FCVs dan mendorong pasokan hidrogen ke seluruh Jepang.

Sayangnya, perusahaan-perusahaan yang terlibat masih enggan membuka mulut seputar investasi proyek jangka panjang ini.

Meski kendaraan berbasis listrik seperti Nissan Leaf atau Toyota Prius sempat menjadi sorotan baru-baru ini, mobil dengan sel bahan bakar tetap menjadi alternatif yang lebih kuat. Namun, mahalnya ongkos produksi dan tidak bisa diperbaruinya sumber daya alam untuk bahan bakar menjadi kendala mendasar.

Toyota merupakan pelopor pertama di dunia yang menciptakan mobil hibrida dengan mengkombinasikan sumber daya bensin dan motor listrik. Perusahaan tersebut telah mengutarakan rencananya untuk merilis mobil berbahan bakar hidrogen pada 2015.

Sementara Honda, di tahun 2008, mulai memasarkan sekitar 200 unit FCX Clarity, mobil berbasis yang disewakan pada pelanggan di AS, Jepang, dan Eropa dalam waktu dekat.

Sumber : http://merahitam.com/mobil-bahan-bakar-hidrogen.html

Monday, 13 June 2011

Hidrogen, Sumber Energi Masa Depan

ENERGI menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup.

Dewasa ini dan beberapa tahun ke depan, manusia masih akan tergantung pada sumber energi fosil, karena sumber energi fosil inilah yang mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar.

Sumber energi alternatif terbarukan belum dapat memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar, karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian yang belum bisa bersaing dengan energi konvensional.

Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber energi fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil.

Melihat kondisi tersebut, saat ini sangat diperlukan penelitian yang intensif untuk mencari, mengoptimalkan, dan menggunakan sumber energi alternatif/terbarukan. Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu mengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi fosil.

Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi perhatian besar pada banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen.

Hidrogen diproyeksikan oleh banyak negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien.

Suplai energi yang dihasilkan sangat bersih, karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi selama berlangsungnya proses.

Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cells), menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan tidak polusi, sehingga menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di dunia, industri otomotif, maupun pemerintahan.

Teknologi sel bahan bakar ini dengan begitu banyak keuntungan yang dijanjikan menimbulkan gagasan �hydrogen economy� di mana hidrogen dijadikan sebagai bentuk energi utama yang dikembangkan

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1.

Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar.

Hidrogen adalah unsur teringan di dunia. Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta.

Wikipedia (2006) menyatakan, laju pertumbuhan penggunaan hidrogen di dunia saat ini adalah 10% per tahun dan terus meningkat. Untuk tahun 2004, produksi hidrogen dunia mencapai 50 juta metrik ton (million metric tons-MMT) atau setara dengan 170 juta ton minyak bumi.

Diharapkan pada tahun 2010-2020, laju penggunaan hidrogen bisa menjadi dua kali lipat dari laju penggunaan saat ini.

Industri di USA telah menghasilkan 11 juta metrik ton hidrogen per tahun dan nilai ini setara dengan energi termal sebesar 48 GW.

Jumlah hidrogen tersebut dihasilkan dengan proses reforming gas alam (5% dari total kebutuhan gas alam nasional) dan melepaskan 77 juta ton CO2 per tahun (World Nuclear Association, August 2007).

Diperlukan metode baru untuk menghasilkan hidrogen tanpa melepaskan CO2 ke atmosfer. Hidrogen bukanlah sumber energi (energy source), melainkan pembawa energi (energy carrier). Artinya, hidrogen tidak tersedia bebas di alam atau dapat ditambang layaknya sumber energi fosil.

Hidrogen harus diproduksi. Produksi hidrogen dari H2O merupakan cara utama untuk mendapatkan hidrogen dalam skala besar, tingkat kemurnian yang tinggi, dan tidak melepaskan CO2.

Saat ini kegunaan Hydrogen Fuel Cells sangatlah bermacam-macam di Los Angeles, Chicago, Vancouver, dan Jerman, hidrogen digunakan untuk bahan bakar transportasi baik untuk bus ataupun prototipe hampir semua perusahaan otomotif di US dan pasar global.

Selain itu, juga digunakan untuk pembangkit tenaga di perumahan, perkantoran, dan dalam aplikasi kendaraan militer.
Aman Dibuang Kinerja Hydrogen Fuel Cell serupa seperti aki (accu), hanya saja reaksi kimia penghasil tenaga listrik ini menggunakan hidrogen dan oksigen yang bereaksi dan mengalir seperti aliran bahan bakar melalui sebuah motor bakar, namun tidak ada pembakaran dalam proses pembangkit listrik ini.

Dengan demikian, limbah dari proses ini hanyalah air murni yang aman untuk dibuang.

Secara sederhana, prosesnya adalah hidrogen yang ditampung dalam sebuah tabung khusus dialirkan melewati anoda, dan oksigen/udara dialirkan pada katoda.

Pada anoda dengan bantuan katalis platina Pt hidrogen dipecah menjadi bermuatan positif (ion/proton), dan negatif (elektron).

Membran di tengah-tengah anoda-katoda kemudian hanya berfungsi mengalirkan proton menyeberang ke katoda. Proton yang tiba di katoda bereaksi dengan udara dan menghasilkan air. Tumpukan elektron di anoda akan menjadi energi listrik searah yang dapat menyalakan lampu.

Namun, ada hal sangat penting yang harus dimengerti mengenai hidrogen fuel cell ini, bahwa tidak ada sumber hidrogen di alam. Jadi, banyak metode proses dalam menghasilkan hidrogen.
Para pakar energi yakin bahwa hidrogen akan menjadi sumber listrik penting di masa depan, terutama dalam bentuk fuel cell.

Namun, terlebih dulu para peneliti harus mengembangkan cara yang murah untuk menghasilkan hidrogen dalam jumlah yang banyak, dan itu berarti mencari cara untuk memecahkan masalah dengan produk sampingan reaksi kimia yang menghasilkan gas.

Keuntungan energi hidrogen antara lain bebas polusi (emisi yang dihasilkan hanya air), tidak berisik, beroperasi pada efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin pembakaran internal ketika bahan bakar mulai dikonversi menjadi listrik.

Sementara kerugian energi hidrogen di mana harganya lebih mahal daripada sumber energi yang lain, infrastruktur yang ada saat ini belum dibuat untuk mengakomodasi bahan bakar hidrogen, proses ekstraksi hidrogen membutuhkan bahan bakar fosil, sehingga menyebabkan polusi, dan hidrogen sulit dalam penyimpanan dan distribusi.

Hidrogen sangat potensial sebagai energi bahan bakar yang mendukung penciptaan lingkungan yang bersih dan mengurangi ketergantungan mengimpor sumber energi.

Sebelum energi memainkan peranan yang besar dan menjadi alternatif, banyak fasilitas dan sistem yang harus dipersiapkan, seperti fasilitas untuk memproduksi hidrogen, penyimpanan, dan pemindahannya.

Konsumen akan membutuhkan bahan bakar yang ekonomis, teknologi dan pengetahuan dalam penggunaan bahan bakar ini secara aman.

Perlu diperhatikan bahwa fuel cell (hydrogen fuel) sangat ramah lingkungan, namun dalam memproduksi bahan bakar masih harus banyak yang diperhatikan.

Secara keseluruhan sangat mungkin terjadi penghematan energi. Walaupun sisi ramah lingkungannya masih di sisi pemanfaatan, bukan pembuatan fuel hydrogen.

Dalam dekade mendatang dengan harga minyak yang melangit serta kesadaran efisiensi energi, maka teknologi hidrogen (fuel cell) akan menjadi sangat penting.

Dengan hidrogen kita akan mencapai visi dalam penciptaan keamanan, kebersihan, sumber energi yang melimpah, serta menghasilkan sumber energi masa depan. (Dela/dari berbagai sumber-37)

Sumber : http://suaramerdeka.com/

Sunday, 12 June 2011

Ternyata, pengembangan energi arus laut belum jadi prioritas

Bappenas membutuhkan dukungan kuat untuk mendorong pemanfaatan energi arus laut Indonesia. Bukan apa-apa, ini sangat politis dan kami harus berhadapan dengan mafia fosil. "Pernyataan itulah yang mengemuka dari Staf Ahli Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Bidang Tata Ruang dan Kemaritim-an Son Diamar dalam sebuah seminar beberapa waktu lalu.

Ungkapan Son Diamar sejalan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh yang belakangan ini begitu gemar mengangkat isu energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi catatan khusus bagi para jurnalis.Bahkan, dia berjanji membicarakan pengembangan energi itu dengan mitra kerja bilateralnya, seperti Inggris, Jepang, dan Belanda. Tidak itu saja. Menteri ESDM itu juga berjanji berupaya menghilangkan sumbatan-sum-batan pengembangan EBT.

Namun tidak dimungkiri, di sektor ketenagalistrikan misalnya, Menteri asal Partai Demokrat itu masih fokus pada pengembangan energi panas bumi. Itu dapat dimaklumi karena pemerintah telah menetapkan panas bumi sebagai energi primadona di program 10.000 MW tahap kedua, dengan kapasitas 4.733 MW.Rencana pengembangan EBT oleh pemerintah, sekalipun penuh gebrakan, sesungguhnya masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.

Apabila panas bumi berjalan mulus,artinya kapasitas akan meningkat menjadi sekitar 5.922 MW, itu masih setara dengan 22% dari total potensi yang mencapai 27.000 MW.Sumber energi yang tidak kalah besarnya adalah arus laut Indonesia. Secara singkat, energi listrik dari arus laut (EAL) pada prinsipnya adalah mengubah energi kinetik dari arus dan gelombang laut untuk menggerakkan turbin.

Sebenarnya, prinsip kerja pembangkit energi arus laut mirip dengan PLTA, tetapi dengan konstruksi logam yang lebih baik karena harus bersentuhan dengan air laut yang korosif.Sejauh ini, memang ada perbedaan perhitungan sangat signifikan antara Departemen ESDM dan Kementerian PPN/Bappenas terkait dengan besaran potensi yang ada. Departemen ESDM memperkirakan potensi EAL hanya 2.000 MW, sedangkan Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan ada potensi sekitar 5,6-9 terrawatt.

Koordinator Tim Kajian Staf Ahli Bappenas Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman Rizal Seiful Sabirin mengungkapkan perkiraan potensi 5,6-9 terrawatt didasarkan pada hasil proyek Arus Lintas Indonesia (Arlindo).Menurut dia, jika dikonversikan menjadi listrik, ams laut Indonesia bisa mencapai 3O.OOO-5O.OOO kali lipat dari kapasitas pembangkit PLTA Jatiluhur 187 MW.

Proyek tahap III

Saat ini, Kementerian PPN/Bappenas merancang rencana untuk memasukkan EAL ke dalam program 10.000 MW tahap III.Ada beberapa provinsi kepulauan yang dibidik untuk dijadikan lokasi pengembangan, meliputi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.

Bahkan, Son Diamar menargetkan pembangkit listrik energi arus laut di Kepulauan Riau sudah bisa beroperasi pada 2011-2012. Akankah rencana itu berjalan mulus?

Tantangan pertama adalah keandalan teknologi. Direktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Ditjen Listrik dan Peman faatan Energi Departemen ESDM Rat- . na Ariyanti meragukan keandalan teknologi EAL.Dia mengatakan sejauh ini pemanfaatan EAL di dunia baru sebatas riset di laboratorium.

Akan tetapi, Rizal membantahnya dan menyatakan sudah banyak perusahaan penyedia teknologi pembangkit arus laut didunia.Di sisi lain, dia mengingatkan agar pemerintah tidak terjebak dalam perangkap kartel teknologi. "Itu sudah menjadi rahasia umum ketika vendor menawarkan teknologi, mereka pasti juga ingin meningkatkan ketergantungan konsumennya. Nah, itu perlu ada strategi agar kita tidak terjebak."

Dari dalam negeri, Institut Teknologi Bandung telah berhasil mengembangkan turbin pembangkit EAL skala kecil, 5.000 watt, di Nusa Penida, Bali dan Sekotong, Lombok Barat.Di Sekotong, tim yang sama bekerja atas permintaan Departemen Kelautan dan Perikanan untuk melistriki penduduk nelayan. Pembangkit di Sekotong telah beroperasi sejak Oktober 2009 dan menjual listrik seharga Rp500 per kWh.

Harus diakui, tantangan pengembangan EAL adalah masalah pendanaan. Bayangkan saja, biaya yang dibutuhkan untuk setiap megawattnya sekitar US$3 juta. Kebutuhan dana investasi itu jauh di atas kebutuhan investasi untuk PLTA dan PLTGU (US$900.000-US$1 juta per MW) dan PLTU (US$1 juta US$1,2 juta per MW) yang kini menjadi primadona.

Tidak heran apabila Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengharapkan swasta berpartisipasi merealisasikan rencana besar ini, mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah. Besarnya investasi juga menuntut adanya insentif bagi investor agar proyek lebih menarik.

Sebenarnya, dengan dukungan penuh dari pemerintah, status sebagai EBT menjadikan EAL akan lebih mudah mendapatkan insentif dalam bentuk mekanisme pembangunan bersih (CDM) yang diatur protokol Kyoto.

Rizal menyesalkan pemerintah yang belum mengenal pembangkit listrik tenaga EAL dalam kebijakan energi nasionalnya. Bahkan, belum mengagendakan pembangunan PLT EAL hingga 2014. (TudLarifilantoiaibisnis.coM)

Sumber : http://bataviase.co.id/content/ternyata-pengembangan-energi-arus-laut-belum-jadi-prioritas

Saturday, 11 June 2011

RI Tak Berpotensial Kembangkan Energi Angin

Indonesia kurang berpotensial untuk energi angin, dan tenaga surya. Hal tersebut dikarenakan Indonesia masuk ke dalam daerah tropis yang pergerakan anginnya selalu berubah-ubah dan perubahan cuaca yang tidak menentu, kadang panas kadang hujan.

Hal ini dikatakan Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, (Ditjen EBTKE) Sugiharto Harsoprayitno, saat tanya jawab dalam diskusi Harga BBM Naik, Saatnya Beralih ke Panas Bumi, di Hotel Century, Jakarta, Kamis (17/3/2011).

"Angin di Indonesia masih sering berubah berbeda dengan Belanda atau Eropa yang bisa selama enam bulannya selalu kencang dan teratur pergerakan anginnya," ujarnya.

Sugiharto menjelaskan, di Indonesia energi baru terbarukan paling potensial di sektor panas bumi. Jika menggunakan matahari, Indonesia masih sering hujan, sedangkan untuk energi angin, masih sering berubah-ubah arahnya.

Akan tetapi, ada beberapa daerah di Indonesia yang masih berpotensial untuk energi baru terbarukan selain panas bumi. "Tetapi tidak besar," tambahnya.

Bisa dikatakan, angin di Indonesia bisa dikategorikan angin sepoi-sepoi atau angin-anginan. "Karena hanya di beberapa daerah saja, jadi kurang potensial untuk dijadikan energi terbarukan skala nasional," tutupnya.

Sumber : http://economy.okezone.com/

Thursday, 9 June 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air per satuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,

Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.

Keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin.

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik. Daya yang masuk (Pgross) merupakan penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet) ditambah dengan faktor kehilangan energi (loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan dengan efisiensi konversi (Eo).

Pnet = Pgross �Eo kW

Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor gravitasi (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah :

Pnet = g �Hgross � Q �Eo kW

Dimana head dalam meter (m), dan debit air dalam meter kubik per detik (m/s3).

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.

2. Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

4. Headtank (Bak Penenang). Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.

5. Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.

6. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi putaran mekanis.

7. Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran mekanis.

8. Pipa Hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.

9. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.
10. Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol

Sumber : http://desiran.blogspot.com/2011/04/pembangkit-listrik-tenaga-mikrohidro.html

Wednesday, 8 June 2011

Atasi Kesenjangan Bahan Bakar dengan Biogas dari Limbah Ternak Sapi

Mengantri untuk memperoleh bahan bakar minyak, tidak terkecuali minyak tanah, bukan hanya monopoli penduduk di perkotaan, tetapi di pedesaan juga lebih parah saat ini. Upaya untuk memproduksi Biogas dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal, untuk memenuhi sebagian kebutuhan bahan bakar konsumsi rumah tangga, telah dirintis di PRIMA TANI Kabupaten Bone. Biogas ini merupakan suatu inovasi teknologi yang akan berdampak luas, termasuk menghemat pengeluaran rumah tangga tani, konservasi lingkungan dan membuka peluang agribisnis pupuk kompos di masa depan.

Prima Tani di Bone
Kabupaten Bone, satu dari 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan terletak di pantai timur Sulawesi Selatan. Kabupaten ini mengandalkan perekonomiannya pada dua sektor utama, yakni, sektor pertanian di daratan serta sektor maritim Teluk Bone dan wilayah pesisir sebagai pendukungnya. Program Rintisan dan Akselerasi Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) Kab. Bone memilih komoditas padi, jagung dan ternak sapi, sebagai komoditas andalan penggerak ekonomi pedesaaan dalam Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi yang bermuara pada Agribisnis Industrial Pedesaan. Salah satu desa binaan Prima Tani adalah Desa Pattiro Bajo, Kecamatan Sibulue.

Desa Pattiro Bajo mempunya penduduk sekitar 1.226 jiwa yang tergabung dalam 290 rumah tangga atau dengan rata-rata empat orang per rumah tangga. Desa ini memiliki lahan sawah seluas 390 ha, dimana kurang dari separuhya beririgasi sehingga digolongkan sebagai usahatani lahan sawah semi intensif. Selain itu, terdapat pula lahan kering seluas 220 ha lebih yang digunakan untuk tanaman pangan padi dan palawija, terutama jagung.

Populasi ternak sapi yang terdapat di Desa Pattiro Bajo ini sekitar 300 ekor, belum termasuk sekitar 50 ekor sapi yang berasal dari bantuan Program Gerakan Optimalisasi Sapi/GOS (Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan) sebagai program sinergis. Dengan komoditas unggulan inilah, Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak Sapi (Crops � Livestock System/CLS) dikembangkan dan melahirkan suatu Model Unit Produksi Biogas Sederhana Skala Rumah tangga petani di wilayah ini.

Unit Produksi Biogas Prima Tani Bone
Unit Produksi Biogas Prima Tani Bone ini memanfaatkan kotoran ternak sapi yang melimpah dari kandang kolektif. Kotoran ternak tersebut lalu ditampung pada tangki/kontainer pencerna berupa susunan cincin semen atau gorong-gorong sumur yang dapat dirakit sendiri oleh petani. Tangki penampungan yang terbuat dariPenggunaan Biogas dari Limbah Ternak Sapi bahan-bahan lokal dan mudah didapat tersebut menjadikan inovasi teknologi ini mudah diterima.

Selain itu, diperlukan pula sebuah drum besar bervolume 200 liter, yang salah satu sisinya dibuang, dan sisi lainnya diberi pipa dan kran gas. Drum ini yang dipasang terbalik diatas kontainer pencerna dan berfungsi sebagai penampung gas Methane (CH4). Gas Methane yang terkumpul dalam drum tersebut selanjutnya dialirkan melalui pipa ke dapur sebagai bahan bakar kompor untuk memasak.

Dengan Prototipe Unit Produksi Biogas Prima Tani Bone yang berbahan dasar kotoran sapi ini, gas untuk memasak didapatkan pada minggu kedua setelah kotoran sapi dimasukkan ke tangki pencerna. Proses produksi biogas tersebut dapat berlangsung selama delapan minggu berikutnya, dengan menyediakan gas yang digunakan memasak 3 hingga 4 jam per harinya.

Manfaat lain
Bukan hanya itu, manfaat lain dari Unit Produksi Biogas Prima Tani Bone ini adalah pengembangan Agribisnis Pupuk Kompos yang diperoleh dari buangan tangki atau kontainer pencerna setelah Biogas tidak terbentuk lagi. Pupuk kompos yang dihasilkan berkualitas prima, tanpa kekhawatiran pupuk membawa penyebaran gulma yang biasa terjadi dikalangan petani.

Pemanasan dalam tangki pencerna akan mematikan lembaga biji gulma sehingga tidak akan berkecambah lagi jika digunakan di lahan pertanian. Demikian pula lingkungan desa semakin bersih dari kotoran sapi yang selama ini dibiarkan berserakan, bahkan di bawah kolong rumah tinggal petani.

Mungkin tidak berlebihan jika Tim Prima Tani Bone memberi nama �Unit Produksi Biogas Tipe Bone Prima� untuk prototipe alat produksi Biogas sederhana, berbahan dasar lokal, tidak rumit, menggunakan cincin gorong-gorong dan drum bekas dalam proses produksi An-aerob (bebas udara) sehingga tidak berbau ini. Siapa menyusul ?.

Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/655/